Tugas semester akhir memang cukup menyita waktu ku. selama beberapa bulan terakhir ini aku terus menghubungi Dido lewat E-mail. tapi tak ada satupun yang ia balas. mungkin dia memang ingin mengabulkan permintaan ku untuk berhenti mengharapkanku.
2 tahun sudah berlalu, dan kini aku sudah bekerja disalah satu perusahaan besar dikota ku. Ku tutup laptop ku, dan ku lirik jam yang melingkar di tanganku. masih jam 3 sore. tapi pekerjaan ku sudah rampung semua.
"Li, mau ikut gue gak?" Sherly membuyarkan lamunanku. Ia teman sekantorku
"kemana?"
"udah ikut aja, kita seneng-seneng, makan enak" tukas Sherly menyemangati
"pake baju kantor?" tanyaku polos"
"ya enggaklah, kita hunting baju bentar. kita perginya jam 7 malem. dandan yang cantik ntar gue jemput. oke"
Sekedar menghilangkan penat aku menyetujui ajakan Sherly, dengan menggunakan gaun berwarna maroon, aku dan Sherly memasuki gedung yang di setting menjadi pesta pernikahan. Dan seketika air mataku mengucur tak permisi melihat mempelai yang berdiri didepan altar itu adalah sosok indah yang pernah ku acuhkan, sosok yang selalu ku abaikan dan kuperlakukan tak sewajarnya. Ingin rasanya ku berteriak.....
"itu si dokter Dido...." Sherly menyadarkanku dari lamunan yang membuatnya heran. "kok lo nangis Li ?"
"gue gpp, gue pulang duluan Sher" aku pamit dan langsung beranjak pergi. Ya Allah, sungguh pantas. bahkan sangat pantas. ini memang pantas ku dapatkan. Ya Allah kuatkanlah hamba mu ini. Ya Allah ampuni hamba yang dulu menyia-nyiakan sosok indahmu. air mataku terus berderai deras, aku terus beristighfar dalam hati, aku menguatkan hati dan berusaha ikhlas. Didoo... semoga pernikahan mu baroqah, do'akan kelak aku akan menemukan Dido dilain sosok yang kelak akan ku temui. Amin