Mohon tunggu...
meinisa amanda putri
meinisa amanda putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

dont give up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Pemikiran Khawarij: Kontribusi dan Tantangan dalam Sejarah Islam

14 Oktober 2024   23:00 Diperbarui: 14 Oktober 2024   23:18 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemikiran Khawarij sangat berpengaruh dalam sejarah Islam, terutama dalam hal perselisihan ideologis dan politik yang muncul setelah kematian Nabi Muhammad. Gerakan ini muncul di tengah ketegangan politik dan sosial yang muncul di komunitas Muslim setelah peristiwa penting seperti Perang Jamal dan Perang Siffin. Karena menolak keputusan arbitrase yang dibuat setelah konflik dengan Muawiyah, Khawarij keluar dari kelompok pendukung Ali bin Abi Talib.

"Khawarij" berasal dari kata "kharaja", yang artinya "keluar" atau "meninggalkan". Mereka berpendapat bahwa hanya Allah yang berhak menerima ketaatan dan bahwa setiap jenis pemimpin yang dianggap tidak adil harus ditolak. Ideologi ini menekankan egalitarianisme dan mendorong penegakan keadilan sosial. Khawarij percaya bahwa keimanan ditentukan oleh akidah dan amal perbuatan. Mereka percaya bahwa seseorang yang melakukan dosa dapat dianggap keluar dari Islam, terlepas dari keyakinan mereka sebagai Muslim.

Banyak ide Khawarij berkontribusi pada sejarah Islam, salah satunya adalah gagasan bahwa orang yang memenuhi syarat moral dan spiritual harus memegang jabatan kepemimpinan. Ini menantang gagasan bahwa kekuasaan politik hanya dapat menentukan posisi kepemimpinan atau diwariskan. Pemikiran ini memicu perdebatan tentang legitimasi kekuasaan dalam Islam. Kerajaan Khawarij menekankan keadilan sosial dan menolak penindasan, yang menjadi dasar bagi gerakan Islam berikutnya. Mereka mengatakan bahwa pemimpin harus bertanggung jawab kepada umat, dan prinsip akuntabilitas masih ada.

Orang-orang Khawarij terkenal dengan sikap mereka yang ekstrim dalam melawan ketidakadilan yang mereka anggap. Mereka melakukan hal-hal seperti menggunakan kekerasan untuk menegakkan keyakinan mereka, yang menunjukkan cara ekstrem yang diambil dalam mengejar keadilan. Konsep ini menimbulkan ketegangan di kalangan Muslim dan memicu perdebatan tentang cara yang tepat untuk mendukung perubahan sosial dan politik. Meskipun pengaruhnya berkurangan di banyak tempat, ideologi Khawarij masih hidup dalam berbagai gerakan politik dan sosial di dunia Islam. Banyak gerakan, termasuk yang radikal, diilhami oleh pemikiran mereka tentang moralitas, keadilan, dan perjuangan terhadap ketidakadilan. Dalam diskusi tentang ekstremisme dan terorisme saat ini, pemikiran Khawarij sering digunakan sebagai referensi. Memahami bagaimana ideologi ini muncul membantu kita memahami fenomena kekerasan agama dan masalah yang dihadapi masyarakat modern.

Pemikiran Khawarij sangat penting untuk sejarah Islam. Mereka menantang standar sosial dan politik saat ini, mendukung keadilan, dan menekankan pentingnya moralitas dalam kepimpinan. Warisan ideologis mereka masih relevan dalam berbagai diskusi tentang legitimasi kekuasaan dan perjuangan melawan penindasan, meskipun metode ekstrem mereka sering dianggap kontroversial. Pemikiran Khawarij memberikan pelajaran penting tentang prinsip keadilan dan akuntabilitas yang terus dicari oleh masyarakat Muslim hingga saat ini dalam menghadapi tantangan zaman kontemporer.

Salah satu episode penting dalam sejarah Islam adalah tantangan pemikiran Khawarij, yang membentuk dinamika sosial dan politik umat Muslim pada awal agama. Muncul sebagai kelompok yang terpisah dari Ahl al-Sunnah, Khawarij menolak kepemimpinan yang dianggap melanggar hukum Islam. Perpecahan ini pertama kali muncul setelah Perang Siffin antara pasukan Ali bin Abi Talib dan Muawiyah. Ketika mereka setuju untuk melakukan tahkim, atau arbitrasi, untuk menyelesaikan konflik, sebagian dari pasukan Ali menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap agama Islam. Mereka berpendapat bahwa hanya Allah yang memiliki otoritas untuk mengatur kehidupan umat manusia, dan Dia menolak intervensi manusia dalam menentukan siapa yang layak menjadi pemimpin.

Kelompok ini kemudian dikenal sebagai Khawarij, yang berarti "mereka yang keluar" dari barisan Ali. Mereka mengembangkan ideologi yang sangat ketat yang menekankan bahwa tindakan harus mengikuti iman. Mereka menjadi lebih radikal dan percaya bahwa mereka memiliki hak untuk menghukum siapa pun yang tidak sejalan dengan keyakinan mereka. Mereka menganggap siapa pun yang melakukan dosa besar dianggap kafir, bahkan jika dia seorang Muslim.

Khawarij melakukan berbagai tindakan kekerasan, termasuk membunuh para pemimpin yang mereka anggap menyimpang. Salah satu peristiwa yang paling terkenal adalah Abdurrahman bin Muljam, seorang Khawarij, membunuh Ali bin Abi Talib pada tahun 661 M. Tidak hanya tindakan ini memperburuk konflik internal di kalangan umat Islam, tetapi juga menimbulkan ketidakstabilan yang berlangsung lama. Pemikiran Khawarij menantang otoritas agama dan politik yang ada saat ini. Mereka percaya bahwa kepemimpinan harus berasal dari keturunan Nabi Muhammad dan memiliki keadilan dan moralitas yang tinggi. Ini mengubah perspektif tentang kepemimpinan di masyarakat Islam, memungkinkan berbagai kelompok dan sekte lain untuk mengkritik kekuasaan saat ini.

Terakhir, pemikiran Khawarij menjadi bagian penting dari sejarah Islam karena menjadi pengingat tentang kesulitan dan kesulitan mempertahankan kesatuan umat serta bagaimana ideologi dapat digunakan untuk membenarkan tindakan kekerasan. Oleh karena itu, tantangan pemikiran Khawarij tidak hanya relevan dalam konteks sejarah, tetapi juga untuk memahami dinamika sosial dan politik yang masih berlangsung dalam masyarakat Muslim kontemporer. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun