Mohon tunggu...
Maini Anggita
Maini Anggita Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Emaknya kafka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anjing

26 Januari 2012   11:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:26 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ya, anjing adalah salah satu binatang peliharaan yang paling setia pada majika nnya. Bagaimanapun kondisi majikannya, anjing akan tetap loyal melindungi dan menemani majikan dalam kondisi susah maupun senang. Beda dengan kucing pandainya menjilat dan merayu-rayu. Terlambat barang sedikit saja memberi makanan, kucing akan mencari majikan lain.

Tidak ada bedanya dengan anjing. Kaum yang satu ini memang pantas diibaratkan seperti anjing. Diperlakukan seperti apapun oleh majikan, yang namanya anjing akan tetap setia. Kaum ini jika kata Tan Malaka dalam bukunya Madilog adalah kaum proletar. Istlah proletar pertama kali diungkapkan oleh Karl Marx untuk menunjukkan kaum dalam kelas sosial yang terendah. Kaum ini muncul akibat adanya sistem Kapitalis, yang bekerja menerima gaji dari majikannya. Biasanya golongan yang disebut proletar adalah buruh, petani, pekerja kasar dan sejenisnya.

Menjadi pertanyaan besar pada diri saya. Mengapa orang-orang Kapitalis memberikan stereotipe yang jelek pada kaum proletar. Sama halnya dengan anjing, jasanya begitu besar pada majikannya. Tapi, namanya anjing akan tetap menjadi anjing. Tidak akan berubah menjadi kucin g yang sikapnya manis sehingga menimbulkan simpati pada si kucing. Anjing dengan segala jasanya akan tetap dipandang hina dan dianggap hewan dengan stereotipe buruk. Jika kita memaki pasti yang muncul umpatan "anjing!"

Begitu juga dengan buruh, dalam sistim kapitalis buruh merupakan kaum yang paling hina. Ditambah dengan sistem outsourching atau biasa disebut harian lepas. Dengan adanya sistem ini, posisi buruh sangat tidak dihargai. Tidak ada tunjangan bila dipecat, digaji murah, pokoknya bekerja tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan tenaga kerja. Misalnya, tidak libur bila tiba hari libur, susah mendapatkan cuti bila sakit ataupun hamil bagi wanita, tidak mendapat jaminan kesehatan. Bahkan bila terjadi kecelakaan kerja, buruh tidak diberi biaya perobatan. Miris!.

Cobalah mawas diri. Coba lihat ajaran Budha yang menyebutkan berisi sama dengan kosong, kosong adalah berisi. Artinya, tidak akan ada orang kaya jika tidak ada orang miskin, dan sebaliknya tidak akan ada orang miskin bila tidak ada orang kaya. Dan Tuhan menciptakan manusia sepasang-sepasang. Dan coba lihat anjing, meskipun dicap buruk dialah petunjuk jalan bagi Pemuda Al Kahfi yang terjebak di gua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun