Kali ini bahasanya nyantai aja yah, ga usah formal kayak sebelumnya. Bukan bermaksud untuk melalaikan Bahasa Indonesia yang baik dan benar loh... Bertepatan dengan ulang tahun TNI yang merupakan angkatan militer negara, saya mau nulis tentang salah satu sekolah semi militer.
Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya merupakan salah satu sekolah semi militer yang dari namanya bisa ditebak bergerak di bidang pelayaran. Belakangan sekolah ini heboh karena ada kasus kematian salah satu calon taruna saat mengikuti ospek. Maulana Ainul Yakin (19) tewas tenggelam saat ada latihan penyebrangan basah di kolam dengan kedalaman 5-6 meter.
Ditemukan beberapa lebam di tubuhnya yang menurut polisi sih, cuma lebam mayat (beda sama pengakuan keluarga). Yang jadi perhatian adalah panitia ospek. Ini kan sekolah semi militer, seharusnya waktu naik kolam setidak-tidaknya setelah ngeringin badan (kalo sempat), peserta ospek dibarisin ala PBB dan dilakukan perintah "hitung mulai". Kolamnya ga cetek. Panitia harusnya melakukan pengawasan ekstra terhadap resiko-resiko buruk yang mungkin terjadi dong. Dengan beberapa catatan hitam sekolah militer di Indonesia, patut diwaspadai adanya tindakan perploncoan.
Ospek sendiri pada dasarnya kegiatan pengenalan. Kalo pun harus dilakukan penggemblengan, bisa digunakan metode efektif lebih dari sekedar dibentak, dihukum fisik, dikasih setumpuk tugas (buat pita lah, buat tas lah, cari makanan lah). Yang ada waktu akademis jadi sia-sia kalo ospek isinya kayak gitu aja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H