Kemiskinan adalah masalah klasik baik dari bidang sosial maupun ekonomi yang sudah ada sejak peradaban belum begitu berkembang. Manusia berusaha keras menghapus kemiskinan. Ilmuwan-ilmuwan mengembangkan pengetahuan untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan pokok manusia seperti kincir air, bohlam lampu, press kertas, dll. Di zaman modern ini, kemiskinan yang parah masih ditemukan. Umumnya kemiskinan menjadi masalah serius di negara miskin dan berkembang. Beberapa negara di Afrika seperti Zimbabwe menderita kemiskinan yang sangat parah di bidang pangan. Namun pada essai kali ini, Indonesia adalah fokus utama yang memiliki masalah kemiskinan cukup kompleks. Cermin kemiskinan di Afrika yang parah pun hingga kesulitan air bersih bisa ditemukan di Indonesia. Rendahnya pendapatan menyebabkan daya jangkau masyarakat terhadap pangan, pendidikan dan kesehatan menjadi sulit sehingga menimbulkan lingkar kemiskinan. Sumbangan makanan yang diberikan kepada masyarakat miskin hanya dapat mengobati kemiskinan beberapa saat saja, tidak dalam jangka panjang. Penyebab yang paling mencolok dan harus segera diselesaikan terangkum dalam lima hal berikut.
Pertama, kurangnya pengolahan sumber daya alam. Banyak hal yang menyebabkan tidak terolahnya sumber daya alam dengan baik. Terbatasnya pengetahuan penduduk tentang pengolahannya, konspirasi dengan pihak asing demi keuntungan pribadi bagi golongan tertentu serta terbatasnya tenaga ahli dan teknologi yang dimiliki negara menjadi penyebab utama terbengkalainya sumber daya alam. Di Sulawesi Barat, masyarakat akhirnya pasrah potensi migas di daerah tersebut diambil alih pihak asing karena tak ada pihak lokal yang sanggup mengelolanya. Hal ini tentu sangat mengganggu tujuan pemerintah dalam pemerataan pendapatan untuk mengatasi kemiskinan.
Permasalahan kedua adalah sumber daya manusia yang kurang terlatih. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya kesadaran kita bersama untuk berbagi ilmu dengan saudara sebangsa. Banyak orang miskin yang tak sanggup menyekolahkan anaknya sehingga lingkaran kemiskinan itu terulang kembali ke generasi berikutnya karena tertutupnya keluarga miskin dari pengetahuan yang membawa pembaharuan. Selain itu buruknya fasilitas pendidikan menjadi kendala berarti untuk memperbaiki tingkat pendidikan.
Masalah klasik ketiga adalah sentralisasi pembangunan di kota sehingga desa menjadi sulit dijangkau. Tranportasi dan minimnya pengolahan lahan di desa menjadi sentra industri menyebabkan masyarakat desa terlalu bertumpu pada hasil pertanian yang tak bisa diandalkan sepanjang musim diikuti inflasi yang bergejolak. Selain itu fasilitas seperti rumah sakit, sekolah, bank masih sangat minim. Hal miris ini ditemui di desa tertinggal NTT, Desa Wungu. Desa tersebut sulit dijangkau karena jalan menuju ke sana masih buruk. Tak ada sekolah apalagi bank, hanya satu posyandu yang dibangun dengan peralatan sangat sederhana.
Masalah keempat adalah pemerintah terkesan mengahalangi itikad pengusaha yang berusaha keras ikut memutar roda ekonomi negara dengan mempersulit izin usaha dan biaya birokrasi memulai usaha yang mahal dan rumit. Kasus ini banyak terjadi pada usaha pembukaan kebun. Pengusaha diwajibkan membayar sejumlah uang untuk memuluskan birokrasi izin usaha.
Masalah-masalah tersebut sebenarnya bisa diperbaiki dengan perbaikan sistem di Indonesia. Kemauan untuk memberantas kemiskinan tentu sangat penting agar negara tak berlarut-larut terjebak dalam tipuan PDB yang besar padahal sebenarnya tidak ada pemerataan pendapatan. Terdapat beberapa solusi untuk menjawab masalah-masalah kemiskinan.
Solusi terbaik untuk memutus rantai kemiskinan adalah ilmu. Pendidikan adalah kunci kemajuan peradaban. Suatu negara tidak akan pernah cukup kaya jika mereka pikir kekayaan hanya terdapat di alam saja. Perbaikan pendidikan bukan hanya tugas pemerintah namun juga seluruh masyarakat. Pemerintah berperan penting apabila memperluas akses pendidikan dengan memanfaatkan APBN yang ada secara maksimal. Banyak sekolah baru yang bisa dibangun sehingga dapat membantu mewujudkan tujuan republik : mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan bekal pendidikan, mereka akan mampu memutar sendi perekonomian negara tak hanya dari pajak yang mereka bayar, pemanfaatan sumber daya itu akan mampu membuka lapangan kerja baru dan menghidupkan berbagai industri baru. Kaum terpelajar bisa membuka pelatihan-pelatihan gratis guna menambah kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya yang ada bahkan mengolah kembali limbah-limbah non-toxic. Gerakan ini harus terorganisir sehingga bisa dilakukan secara berkala, jadi manfaatnyapun bisa dirasakan dalam jangka panjang.
Selain solusi di atas, pengalihan pertanian ke industri akan mampu memberikan janji finansial yang lebih berarti. Nilai ekspor barang jadi dari industri tentu lebih tinggi dibandingkan barang mentah pertanian. Masyarakat juga harus membantu dengan lebih pro kepada produksi dalam negeri. Masyarakat harus lebih cerdas melihat kualitas, bukan membeli brand luar negeri untuk menaikkan gengsi. Perkembangan industri ini menandai penduduk negara berkembang seperti Indonesia tidak hanya berperan sebagai buruh yang diupah kecil tetapi bergeser sebagai pemilik motor industri yang tidak terjajah oleh pihak asing. Selain itu, masyarakt harus mempunyai kesaadaran untuk mengeksplorasi kekayaan alam dan menggunakannya secara terkontrol untuk kepentingan bersama sehingga tidak merusak ekosistem. Mahasiswa dan kaum terpelajar bisa mengadakan ekspedisi khusus untuk menggali potensi daerah sehingga bisa dimanfaatkan bersama misalnya memanfaatkan potensi minyak laut di Indonesia sebagai energi terbarukan.
Solusi ketiga untuk mengatasi kemiskinan adalah pembangunan infrastruktur di daerah. Untuk melancarkan pembangunan di desa, ada baiknya pemerintah menggeser sentra usaha besar dari kota ke desa. Hal ini akan memacu pembangunan meningkat di desa, tidak hanya digunakan lahannya sebagai tempat pabrik saja. Pemerintah sebagai pemegang otoritas terbesar bagi pembangunan bisa memperkecil pajak jika usaha dilakukan di desa sehingga lambat laun daerah pedesaan bisa mempunyai fasilitas setara kota. Masyarakat tentu akan terbantu jika daerah tersentuh teknologi canggih yang memudahkan memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat yang berpengetahuan bisa membantu dengan menurunkan tingkat perpindahan ke kota dan ikut bergerak memajukan desa. Pengusaha bisa membuka lahan pengolahan yang menarik minat masyarakat untuk ikut berinvestasi di desa.
Solusi keempat mengenai maraknya investasi asing di Indonesia. Saat ini, investasi asing sudah merambah pada penjualan pulau di Indonesia yang entah legal atau tidak. Masyarakat yang lebih berhak atas emas dan minyak sebagai kekayaan tanah dan laut Indonesia disabotase haknya dengan dalih devisa negara. Jika eksploitasi sumber daya alam Indonesia secara berlebihan dihentikan, pemerintah tentu bisa membantu rakyat kecil bergerak bagi kekayaannya. Semua itu lebih berarti dibanding devisa yang tak seratus persen kembali ke rakyat setelah melewati beberapa kantong.
Dengan solusi di atas, kemiskinan tidak hanya diatasi melalui sumbangan saja, tetapi ditumpas dari akar permasalahannya. Menyelesaikan masalah kemiskinan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga segenap rakyat negeri ini dan dunia pada umumnya demi kepentingan bersama umat manusia. Penyelesaian masalah kemiskinan akan berdampak baik karena diikuti berkurangnya tingkat kriminalitas dan masalah kesehatan. Selain itu, ditumpasnya kemiskinan bisa ikut menaikkan taraf hidup masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H