Mohon tunggu...
Meilisa Putri Nurwidiyana
Meilisa Putri Nurwidiyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendinamiskan Kelas Dalam Proses Belajar Mengajar

25 Januari 2025   20:15 Diperbarui: 25 Januari 2025   20:45 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meilisa Putri NurwidiyanaMahasiswa Bimbingan Konseling FKIP UKSW

Ceramah biasanya diberikan secara klasikal. Walaupun individu siswa berada di dalam suatu kelompok  ( kelas ) di dalam ceramah seseorang siswa justru berdiri sendiri. Tingkah lakunya selama ceramah berlangsung sukar dikontrol, sebab itu sering dikatakan daya serap siswa terhadap isi ceramah kira -- kira hanya 30 %. Masalahnya sekarang ialah, bagaimana meningkatkan daya serap itu ?. Dari sudut pandangan dinamika kelompok, setiap siswa hendaknya diterjunkan di dalam kelompok.

Sebelum ceramah dimulai,  kelas dibagi dalam kelompok kecil yang beranggotakan tidak lebih dari lima orang siswa. Kepada setiap anggota kelompokdibagikan daftar soal yang relevan dengan isi ceramah dan harus dikerjakan oleh kelompok. Ketika memasuki ruang kelas, anggota -- anggota kelompok tersebut justru tidak dibenarkan duduk berdekatan dengan anggota kelompoknya. Tindakan ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan adanya usaha kelompok yang menggantungkan diri kepada kelompok.
Setelah ceramah selesai, setiap anggota kelompok diberi kesempatan menuliskan pertanyaan, pendapat, kritik dan sebagainya untuk dibawa kedalam diskusi kelompok.
Penyusunan organisasi kelompok diserahkan kepada masing -- masing. Dari setiap kelompok diharapkan muncul tanggapan terhadap isi ceramah. Pada waktu menjawab tanggapan kelompok, guru hendaknya melempar tanggapan kelompok itu kepada seorang seseorang siswa ( dengan kedudukan sebagai warga kelompok ). Dalam hal siswa itu tidak dapat menanggapi tanggapan kelompok yang dilemparkan guru kepadanya, siswa itu harus meminta bantuan kelompoknya.
Untuk mengerjakan soal -- soal yang dibagikan kepada setiap anggota kelompok sebelum ceramah dimulai, Kerja kelompok dapat dilakukan dengan berbagai variasi. Salah sebuah diantaranya ialah dengan cara memberi tugas tiap kelompok untuk mengerjakan satu atau dua soal saja. Apabila soal itu tidak banyak jumlahnya mungkin terjadi kelompok -- kelompok paralel, yaitu kelompok -- kelompok mempunyai tugas sama. Dengan cara ini setiap kelompok -- kelompok menempuh diskusi kelompok dilaporkan secara pleno dengan tidak lupa mengundang tanggapan dari siapapun.
Dinamika kelompok dalam diskusi
Diskusi kelompok yang kurang dinamis dapat dikatakan sebagai diskusi yang sebelumnya telah separoh gagal. Prosedur di dalam penyelenggaraan diskusi sebenarnya sudah merupakan modal dasar yang cukup kuat bagi terjadinya dinamika kelompok. Untuk menambah modal dasar tersebut, hal -- hal berikut dapat dilakukan :
1. Jangan hanya menyelenggarakan diskusi kelas, tetapi juga selenggarakan diskusi sub kelas.
2. Menunjuk sebuah kelompok pemrasaran, sedang kelompok -- kelompok lain bertindak selaku penanggap bukan penyanggah. Dalam hubungan ini diperlukan seorang pihak ketiga sebaiknya guru sendiri.
3. Guru sebagai pihak ketiga hendaknya mampu berpura -- pura menjadi pembela kelompok pemrasaran untuk memotivasi penampilan pendapat kelompok -- kelpompok lain.
4. Pihak ketiga hendaknya mampu secara sadar mengemukakan pendapat -- pendapat kontroversial yang negatif untuk kemudian cepat -- cepat mengarahkan diskusi ke jalur yang benar. Dengan cara ini selain penengah mengundang pendapat kelompok, penengah secara tidak sengaja juga menyelipkan beberapa humor tidak masuk akal.
5. Untuk menghindari munculnya kelompok asal penyerang dan kelompok asal bertahan, di tengah proses diikuti dapat dilakukan perubahan anggota kelompok. Orang -- orang tampak berusaha hendaknya didudukkan di dalam kelompok yang sama.
6. Apabila tersedia cukup waktu, proses diskusi dapat ditunda dengan memberikan waktu istirahat pada  waktu diskusi panas. Waktu istirahat ini biasanya akan digunakan oleh peserta diskusi untuk melakukan debat tidak resmi dan kejadian itu merupakan proses pembubaran atau pengendapan pendapat.
Dengan upaya yang telah disebut di atas hendaknya selalu diingat bahwa menyelenggarakan diskusi secara demikian di dalam kontek  dinamika kelompok yang lebih -- lebih untuk kepentingan mendidik. Jadi bukan untuk kepentingan menghasilkan rumusan ilmiah yang dapat diberlakukan dalam proses berfikir , walau demikian pencapaian rumusan ilmiah  sebagai hasil diskusi adalah baik sekali, tetapi bukan maksud yang utama.
Dinamika kelompok dalam melaksanakan tugas
Pembicaraan dalam paragraf ini terkait dengan penggunaan metode belajar --mengajar yang disebut tugas -- belajar resitasi. Pelaksanaan metode ini bertahap tiga yaitu :
1. Tahap tugas, dimana guru menjelaskan segamlang mungkin tentang tugas yang harus dilaksanakan para siswa.
2. Tahap belajar, di mana para siswa melakukan tindak belajar dengan jalan melaksanakan tugasnya.
3. Tahap resitasi, di mana guru dan paraa siswa bertemu untuk mendengarkan laporan tentang pelaksanaan dan hasil tugas.
Apakah para siswa harus bekerja secara kelompok atau individual, apakah kelas itu merupakan kelas yang disiplin, dinamika kelompok pasti akan terjadi. Persoalannya di sini ialah bagaimana caranya agar dinamika kelompok itu sendiri semakin meningkat. Upaya ke arah itu dapat dilakukan, pertama -- tama dengan membentuk kelompok -- kelompok kerja yang beranggotakan tidak lebih dari lima orang. Kemudian guru melaksanakan kegiatan tahap pertama, yaitu penyampaian tugas. Pada tahap ini diperingatkan agar guru tidak melakukan cara -- cara tradisional dalam memberikan tugas. Dalam rangka dinamika kelompok, tahap memberikan tugas hendaknya diwajibkan sebagai ceramah tentang tugas -- tugas yang harus dilakukan siswa. Jadi memerlikan waktu agak panjang demi kejelasan tugas. Tanya jawab dan diskusi singkat mungkin saja terjadi sebagai penutup tahap pertama dan pelaksanaan metode tugas belajar-mengajar resitasi itu.
Dengan kejelasan tugas, kelompok kerja akan dapat melaksanakan tugasnya secara lebih mantap. Pada tahap kedua ini monitoring dan konsultasi hendaknya tidak menimbulkan kesan sebagai pengawasan. Di samping itu, dengan prakarsa guru para siswa dirangsang untuk meminta konsultasi. Konsultasi sukar terjadi apabila hubungan para siswa dirasakan sebagai hubungan majikan yang memberi perintah dengan buruh yang harus melaksanakan perintah. Rasa seperti itu dapat dihindari apabila ceramah tentang tugas pada tahap pertama dijelaskan pula tujuan megerjakan tugas dan manfaat -- manfaat yang bakal diperoleh darinya.
Tahap ketiga yang merupakan tahap terakhir adalah tahap resitasi. Resitasi berarti megucapkan kembali dalam wujud yang murni, tahap ini merupakan kegiatan melaporkan secara lesan tentang prosen dan hasil pelaksanaan tugas. Pelapor adalah orang yang paling berat beban tugasnya, apalagi apabila tugas telah dilaksanakan dengan baik. Di dalam rangka dinamika kelompok resitasi dapat diartika sebagai mengungkap kembali proses dan hasil pelaksanaan tugas. Pengungkapan kembali itu dapat mengambil wujud bermacam -- macam, yang paling menarik ialah dengan menyelenggarakan pameran yang mengundang pihak di luar kelas. Wujud pengungkapan kembali itu dapat pula berupa kegiatan -- kegiatan lain seperti penyusunan makalah laporan, ceramah oleh siswa, diskusi dan sebagainya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun