Mohon tunggu...
MEILISA NURANI
MEILISA NURANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

SAYA ANAK PERTAMA, LAHIR DI KEBUMEN SAYA ANAK YANG SELALU RIANG SERTA GEMBIRA HAHAHAHA.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

It's Just After

7 November 2022   22:10 Diperbarui: 7 November 2022   23:24 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sesudah/ Setelah

Ada momen-momen dihidup kita yang menentukan kita. Momen yang terus diingat dan kembali diingat. Hidupku sebelum dia hanya pasti dan sederhana tapi sekarang, setelah dia, hanya ada setelahnya. "Dia lebih diriku sendiri dibandingkan diriku, dari apapun jiwa kita dibuat, jiwanya dan jiwaku sama" (Bronte).

Bisakah aku bertanya? Siapa yang paling kau cinta di dunia? Mudah, diriku sendiri.Bahkan jika kita tidak bertahan selamanya, jika kita akhirnya tidak pernah berbicara lagi, aku akan selalu tahu bahwa saat ini dia adalah segalanya bagiku. Dan sekali lagi tidak ada yang bisa merubah perasaanku. Aku bertemu banyak orang tapi tidak sepertinya. Menyedihkan bukan?

Seluruh dunia adalah kumpulan memorandum bahwa dia memang ada, dan bahwa saya telah hilang-dia. Seperti domba jatuh cinta kepada serigala. Kita sakit karena kita saling percaya. Apa yang kamu impikan? Kita? Apa maksudmu kita? Aku meraih tangannya dan menariknya dari kegelapan tapi terlihat bodoh dan tidak berarti.

Aku bisa menjadi apa saja di dunia ini tapi aku ingin menjadi miliknya. Dan kurasa kita berantakan. Ini hidupku dan kau harus membiarkan aku hidup. "Kau bisa menarikku ke setiap kematian, ke apapun yang kau hindari, ini dari kebingungan pemikiran ku." Itu kau! Disaat kau tanya siapa yang paling kau cintai di dunia ini.

(Menjadi Seseorang bagimu!) Dia menghilang, itu sakit tapi itu yang membuat dia terasa nyata. Entah kehendak sendiri atau sudah ditakdirkan. Akan selalu memilihnya, selalu dan selamanya? Tapi aku percaya pada kita. Tetapi ku pikir kita lebih baik menjaga jarak.

Dan hatiku memiliki pilihan dan itu dia. Seperti es dan api kita terasa sangat rumit. Disetiap waktu. Aku sering memberitahu bintang tentangnya. Tanganku selalu lepas dan sakit. "Dia akan melukai hatimu". Setelah apapun itu aku masih percaya padamu, kau baik? Tapi aku tidak cepat belajar dan aku tidak apa dikesampingkan dan selalu di sampingmu.

Aku selesai dengan permainan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun