Mohon tunggu...
Meilinda Sutanto
Meilinda Sutanto Mohon Tunggu... Konsultan - Family Constellation Therapist | Author

Pelatih Family Constellation Systemic bersertifikat, penulis best-seller, dan alumni dari Institute of Integrative Nutrition di New York yang selalu mencari solusi terbaik untuk semua kliennya berdasarkan penelitian dan teknik-teknik healing terbaru.

Selanjutnya

Tutup

Love

Family Constellation untuk Warisan Kewarasan

29 Juni 2024   16:47 Diperbarui: 29 Juni 2024   17:30 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://familyconstellationlab.com/id/

Manusia dalam relasinya dengan sesama pasti pernah mengalami kesalahan. Begitu pula dalam relasi yang paling mendasar—relasi orangtua-anak, suami-istri, dan kakak-adik—tidak terbebas dari cara berelasi yang keliru.

Lantas, apa akibatnya? Ada yang mengalaminya sebagai trauma berat. Mungkin ada pula yang bisa mengatasinya, meski belum tentu mampu mengelola pengalaman masa lalu tersebut.

Akhirnya, di masa sekarang, ada banyak teriakan mental health di mana-mana. Bahkan, healing seolah menjadi agenda wajib bagi mereka atas situasi sulit yang sedang dihadapi. Bisa jadi memahami buku Family Constellation menjadi healing yang tepat, dibanding merogoh kocek tiap kali kecemasan itu muncul dan mengganggu hari-hari Anda. Dengan membaca buku ini, bisa jadi Anda bisa mempunyai persepsi baru, bahwa ternyata mental health bukan hanya soal lifestyle, tetapi juga berdamai dengan sejarah masa lalu.

Family Constellation atau Konstelasi Keluarga adalah metode terapi inovatif yang dikembangkan oleh Bert Hellinger, seorang psikoterapis Jerman terkemuka. Terapi ini berfokus pada sejarah keluarga untuk memahami dan mengatasi permasalahan masa kini, dengan menyoroti hubungan antaranggota keluarga serta dampak generasi terdahulu terhadap generasi saat ini. Metode ini mengungkap bahwa banyak masalah pribadi dan emosional seseorang berasal dari trauma yang tidak terselesaikan dalam sejarah keluarga mereka.

Jika menghitung jumlah leluhur kita, total ada 4.098 leluhur selama 12 generasi terakhir yang telah berkontribusi pada kelahiran seseorang. Setiap leluhur membawa pengalaman hidup mereka, baik suka maupun duka, yang membentuk sejarah keluarga. Kompleksitas dan kedalaman ini menunjukkan betapa signifikan pengaruh leluhur terhadap kehidupan kita saat ini.

https://familyconstellationlab.com/id/
https://familyconstellationlab.com/id/

Memutus rantai trauma leluhur adalah langkah awal untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Sebaliknya, trauma dan pola dari masa lalu keluarga dapat terus memengaruhi generasi berikutnya jika tidak diselesaikan. Konstelasi Keluarga membantu mengidentifikasi dan menyembuhkan trauma ini, sehingga tidak terus berlanjut ke generasi berikutnya. Ini adalah upaya untuk memperbaiki bibit, bebet, dan bobot yang dimulai dari diri sendiri.

Seorang pemutus rantai atau cyclebreaker dalam keluarga adalah individu yang berusaha mengubah pola generasional yang disfungsional. Mereka sadar akan perilaku disfungsional dalam diri mereka dan keluarganya, kemudian bekerja keras untuk mengubahnya. Menjadi pemutus siklus sering kali bukan pilihan, melainkan dorongan batin yang mendalam. Namun, mereka kerap menghadapi kritik dan penilaian dari anggota keluarga yang takut akan perubahan.

Coba kita lihat bersama apa saja akibat dari pola generasional yang disfungsional ini. Kita ambil contoh trauma yang tidak terselesaikan dalam satu generasi dan kemudian dapat muncul kembali di generasi berikutnya, dengan manifestasi seperti:

  • Generasi pertama: perang, PTSD, kemiskinan, kecanduan alkohol, kekerasan rumah tangga
  • Generasi kedua: siksaan fisik dan emosional, kemarahan terpendam, penyakit mental yang tidak diobati, kecanduan alkohol
  • Generasi ketiga: depresi, kecemasan, harga diri rendah, perilaku merusak diri, gangguan makan

Anak-anak yang tidak sembuh dari trauma turun-temurun sering kali membawa masalah ini hingga dewasa, sehingga memengaruhi hubungan dan kesejahteraan mereka secara signifikan. Bisa dibayangkan trauma generasional atau trauma keluarga turun-temurun adalah beban emosional negatif yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ini sering kali berasal dari pengalaman traumatis yang belum terselesaikan di masa lalu, seperti bencana alam, kehilangan orang yang dicintai, kemiskinan, atau isolasi akibat peristiwa besar seperti pandemi global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun