Karakter secara etimologi, berasal dari Bahasa latin Character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak. Karakter merupakan sesuatu yang terdapat pada individu yang menjadi ciri khas kepribadian seseorang. Karakter seseorang dengan orang lainpun tidak akan sama, bahkan sekalipun mereka merupakan saudara kembar. Karakter juga merupakan ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu yang berkaitan dengan kualitan moral, budi pekerti, jati diri seseorang untuk bekerja sama baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara. Dari beberapa sumber dan referensi, menurut samami (2016) karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditan maupun pengaruh lingkungan yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa Jawa merupakan bahasa yang digunakan oleh orang-orang jawa, khususnya  propinsi jawa tengah, Yogyakarta dan Jawa timur. Bahasa jawa sendiri menjadi salah satu mata pelajaran yang masuk dalam kurikulum. Penggunaan bahasa jawa baik disekolah, lingkungan dan masyarakat menjadi karakter setiap individu. Terdapat nilai-nilai Pendidikan karakter dalam bahasa jawa antara lain tan ngutuh (tahu malu), religius, sembada (saling menghargai) adhap asor(rendah hati), jujur, toleransi, serta disiplin.
Â
Dalam pembelajaran bahasa jawa, Pendidikan karakter sangat erat sekali kaitannya. Contohnya dalam penerapan unggah-ungguh basa. Unggah-ungguh basa sendiri diartikan sebagai tutur kata, sopan santun, tata Susila, tata krama, dan etika dalan berbahasa jawa. Penggunaan unggah-ungguh basa sudah digunakan oleh orang jaman dahulu, untuk saling menghormati dan berkomunikasi. Unggah-ungguh basa dikelompokkan menjadi dua, yaitu NGOKO dan KRAMA. Ngoko digunakan untuk berbicara dengan orang seumuran atau setara. Ngoko sendiri dibagi menjadi ngoko alus dan ngoko lugu. Sedangkan krama dibagi menjadi krama lugu dan krama alus. Penggunaan ngoko dan krama yang sesuai, menjadikan seseorang memiliki tingkat sopan santun yang baik dan menjadikan karakter yang dimiliki orang tersebut juga baik.
Pendidikan karakter pada anak, haruslah didukung dari beberpa pihak, baik lingkungan sekolah dan keluarga. Penerapan unggah-ungguh diharapkan dapat memperhalus budi pekerti, moral, pembelajaran olah rasa, tata krama atau sopan santun. Maka dari itu perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, seperti dilingkungan rumah, anak mulai dibiasakan untuk menggunakan unggah-ungguh basa yang baik dan benar. Dan dilingkungan sekolah peserta didik diajarkan terus-menerus dan menjadikan pembiasaan untuk mereka.
Othman, 2008 mengemukakan "semua bangsa yang Berjaya adalah bangsa yang berhasil mengembangkan nilai dan hikmah budayanya lewat bahasanya. Tidak ada bangsa cemerlang dengan meminjam atau menitu bahasa bangsa lain. Keragaman bahasa dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia ini lah menjadi salah satu yang memperkuat karakter seseorang. Maka perlu Upaya dalam menanamkan Pendidikan karakter kepada para generasi agar menghasilkan generasi-generasi yang memiliki nilai-nilai karakter dan kepribadian yang baik. Karena sesungguhnya ilmu tidak akan berarti apabila seseorang memiliki karakter atau adab yang buruk. Berbeda jika orang tersebut sudah memiliki adap dan karakter yang baik, maka ilmu yang dia miliki akan bermanfaat dan digunakan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H