Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dapat memberikan keterampilan dasar berbahasa yang dibutuhkan untuk melanjutkan belajar di sekolah menengah atas ataupun untuk menyerap ilmu yang diperoleh dalam bahasa tersebut.
Pada hakikatnya mata pelajaran Bahasa Indonesia diidentikkan sebagai pembelajaran bahasa (komunikasi), yang sebenarnya ada empat komponen keterampilan yang penting untuk dipahami. Keterampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Sebagian besar siswa merasa mudah mempelajari bahasa Indonesia. Meskipun begitu, sering kali tujuan pembelajaran dari kegiatan belajar mengajar tidak dapat tercapai secara optimal, salah satunya adalah kemampuan menulis. Dalam dunia pendidikan, ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru ketika mengajar, namun tidak semua model tersebut sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, guru harus memilih model pembelajaran yang karakteristiknya sesuai dengan materi yang akan diberikan agar nantinya dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Teknik yang cocok untuk pembelajaran keterampilan menulis adalah teknik 3M, yaitu Mengamati (Observation), Meniru (Imitation), dan Menambahi (Addition). Hampir semua sekolah menggunakan model pembelajaran berbasis gambar untuk mengajarkan materi menulis. Hal ini menunjukkan bahwa guru memang sudah menggunakan strategi pembelajaran yang mengarah pada siswa (Student Center), namun pada kenyataannnya gambar yang digunakan guru sebagai media dalam pembelajaran masih sebatas gambar yang disajikan dalam buku teks. Hal ini menjadi salah satu faktor mengapa siswa tidak maksimal dalam mencapai tujuan belajarnya.
Selain itu, rendahnya minat baca peserta didik menjadi penyebab anak kekurangan kosakata atau diksi sehingga berdampak pada keterampilan menulis mereka. Kemampuan menulis tidak datang dengan sendirinya, melainkan dibutuhkan latihan dan kebiasaan yang konstan. Penting bagi guru untuk tidak hanya memberikan pelajaran yang bersifat membaca, tetapi juga memberikan pengajaran cara menulis dengan bahasa yang baik dan benar.
Ada begitu banyak faktor yang menghambat pembelajaran keterampilan menulis dan harus segera diatasi, mengingat kegiatan membaca dan menulis menjadi dasar belajar peserta didik. Melalui pembelajaran yang bertahap, diperkirakan akan memudahkan siswa untuk mulai menanamkan kecintaan menulis. Oleh karena itu, perlu diciptakan suatu model pembelajaran yang membuat proses pembelajaran keterampilan menulis agar lebih bermakna untuk meminimalisir kemalasan atau kesulitan siswa dalam menulis ide atau gagasan pada tulisan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H