Mohon tunggu...
Meike Lusye Karolus
Meike Lusye Karolus Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP di Universtitas Hasanuddin Makassar. Tulisan yang lain dapat dilihat di www.meikemanalagi.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan

13 Agustus 2010   19:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:03 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nama kami Perempuan
Kami diciptakan dari tulang rusuk Laki-Laki
Kami memiliki hak yang sama dengan Laki-laki.
Kami ditugaskan oleh Sang Khalik untuk mendampingi Laki-Laki, mengurus, merawat ciptaan lain.
Kami mencintai tugas kami, menganggapnya sebagai kewajiban suci dari Yang Kuasa
Kami dan Laki-Laki hidup saling mencintai, menghormati.
Kami dan Laki-Laki adalah sepasang sayap. Tidak akan bisa terbang tanpa bagian lainnya.

Ketika Hawa nenek Kami memakan buah terlarang, Kami menyadari dunia Kami telah berubah.
Laki-Laki tidak menganggap kami pendampingnya lagi. Kami bukan sayapnya lagi
Laki-laki menganggap kami di bawahnya, budaknya.
Kami terima karena Kami mencintai Laki-Laki.
Kami terima sakitnya melahirkan, susahnya merawat anak, mengabaikan keinginan pribadi demi kebahagiaan bersama.
Kami menikmatinya.

Nama Kami Perempuan.
Ketika Pandora, ibu kami membuka peti terlarang…Kami sudah tahu kejahatan akan datang.
Kami menerimanya dengan tabah. Ini kesalahan Kami. Inilah suratan Kami.
Kami merasakan hak kami dicabut dengan paksa oleh tabir yang bernama Patriarki.
Kami merasakan nasib sebagai manusia kelas dua
Kami mulai merasakan sakitnya hati kami ketika mahkota Kami direnggut secara paksa.
Kami terluka ketika harus kehilangan orang yang Kami cintai karena kekerasan.
Kami mulai merasakan yang namanya pengkhianatan
Kami mulai rasakan sakitnya berbagi cinta
Kami mulai rasakan kedurhakaan anak-anak Kami
Pengkhianatan suami-suami Kami.
Bahkan apabila cinta Kami bertepuk sebelah tangan.

Nama Kami Perempuan
Saudari Kami Cleopatra membalaskan dendam Kami.
Kami dianugerahi wajah yang cantik jelita
Kami dianugerahi tubuh yang indah
Kami dianugerahi pesona yang membuat Laki-Laki bertekuk lutut.
Dan Kami menang. Kami menghancurkan Penguasa-Penguasa Negara dengan hanya lirikan mata. Kami Hebat.

Apakah Kami bangga? Apakah Kami puas?

Sebuah rezim masuk dalam kehidupan Kami.
Yah, Kami dijadikan penghibur Laki-Laki
Kami dijual untuk dibeli
Kami menerimanya
Karena Cinta
Karena Uang
Karena terpaksa…

Nama Kami Perempuan
Kami muncul dengan kecerdasan Kami
Otak Kami ternyata bisa mengalahkan Laki-Laki
Kami bisa berpikir lebih dari Laki-Laki
Tentang apa?
Tentang Hidup.
Kami dihargai?
Tidak
Kami dicintai?
Belum tentu
Kami dipuji?
Kami dianggap gila
Kami tidak pantas untuk berpikir
Kami lebih pantas di dapur.

Nama Kami Perempuan
Kami mencintai kehidupan
Kami mencintai Laki-laki
Kami diremehkan Kehidupan
Kami diremehkan Laki-Laki

Laki-Laki mencintai kami bukan karena Kami adalah Kami
Tapi karena Wajah Kami, Tubuh Kami, Uang Kami
Padahal Kami punya hati. Punya Kasih
Yang siap diberikan kapan saja untuk Laki-Laki

Nama Kami Perempuan
Kami suka beribadah
Tapi dalam agama pun kami dibatasi
Kami suka ilmu pengetahuan
Tapi Kami tidak boleh meninggalkan dapur Kami
Kami suka memimpin
Tapi Kami harus menerima dipimpin suami.

Nama Kami Perempuan
Kami benci ketidakadilan
Kami benci ketika kami diremehkan
Kami benci ketika kami dieksploitasi, dijadikan objek dari segala pemuas kebutuhan
Kami benci ketika Laki-Laki menatap Kami penuh nafsu
Kami benci ketika kami dihimpit oleh sejuta aturan yang memasung
Kami benciiii…
Kami ingin bebas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun