Mohon tunggu...
Meike Lusye Karolus
Meike Lusye Karolus Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP di Universtitas Hasanuddin Makassar. Tulisan yang lain dapat dilihat di www.meikemanalagi.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

( Dalam Kenangan ) Benteng Duurstede

4 Januari 2011   13:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:58 2240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_83271" align="aligncenter" width="300" caption="Benteng Duurstede dari depan ( photo : Meike )"][/caption] Hening. Itulah suasana yang menyapa saya ketika mengunjungi Benteng Duurstede di Saparua, Maluku Tengah. Benteng yang masih kokoh berdiri ini dahulu digunakan Belanda sebagai benteng pertahanan dan menjadi monumen kekuasaannya di Saparua. Bentuknya sama seperti gambar yang saya lihat dalam buku cerita pahlawan dimana Kapitan Pattimura, Martha Christina Tiahahu, dan segenap warga negeri Saparua bertempur melawan penjajahan. Entah berapa banyak orang yang telah mati di tempat ini. Bau amis darah, teriakan, airmata, kemarahan, semangat, dan sejuta ekspresi lainnya pernah ada disini. Sekarang ? hanyalah sebuah  bangunan tua yang hampir tak terurus. Duurstede ditinggalkan oleh kekuasaan yang dulu melekat padanya. [caption id="attachment_83273" align="aligncenter" width="300" caption="Benteng Duurstede ( photo : Meike )"]

1294141036621830650
1294141036621830650
[/caption] [caption id="attachment_83274" align="aligncenter" width="300" caption="Tulisan di papan nama Benteng Duurstede ( photo : Meike )"]
1294141801895113670
1294141801895113670
[/caption] [caption id="attachment_83275" align="aligncenter" width="300" caption="tulisan di prasasti benteng Duurstede - photo : Meike "]
1294142161913612363
1294142161913612363
[/caption] Saya berjalan menyusuri benteng ini. Anak tangga demi anak tangga saya jajaki hingga sampai ke pintu gerbangnya. Pintu yang lapuk dan hampir terlepas dari engsel-nya dibiarkan saja tanpa ada inisiatif untuk memperbaiki. Entah untuk menjaga keotentikan atau karena tidak ada yang peduli. Saya lalu menatap batu prasasti yang bertuliskan riwayat singkat benteng ini. Lalu saya berjalan lagi, tertegun oleh puing-puing bekas reruntuhan bangunan yang dulu ada di benteng ini. [caption id="attachment_83276" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi di dalam benteng ( photo : Meike )"]
1294142452810454707
1294142452810454707
[/caption] Menara batu tempat mengintai musuh dari laut masih ada dan tegak berdiri. Kumpulan meriam masih ada sebagai senjata untuk melindungi benteng dan segenap manusia yang dulu ada di dalamnya. Meriam-meriam ini masih utuh dan baru saja dicat untuk memperbaharui warnanya yang termakan waktu. [caption id="attachment_83277" align="aligncenter" width="300" caption="the spy chamber masih tegap berdiri -photo : Meike "]
1294142771833435769
1294142771833435769
[/caption] [caption id="attachment_83278" align="aligncenter" width="300" caption="meriam-meriam yang ada di Benteng Duurstede ( photo : Meike )"]
1294143861185814573
1294143861185814573
[/caption] [caption id="attachment_83288" align="aligncenter" width="300" caption="meriam dan menara pengintai di suatu sudut Benteng Duurstede ( photo : Meike )"]
12941471301669512372
12941471301669512372
[/caption] Sudah 335 tahun sejak benteng ini dibangun dan ia masih kokoh berdiri. Pemandangan yang dapat dilihat dari atas benteng sangat memanjakan mata. Walaupun tak terpelihara, benteng ini tetap masih menarik para wisatawan yang berkunjung ke Saparua. Setiap masuk akan ada penjaga yang meminta kontribusi ( tergantung berapa yang ingin kita beri ) serta buku berisi nama dan kesan setelah mendatangi benteng. [caption id="attachment_83280" align="aligncenter" width="300" caption="pemandangan dari atas Benteng Duurstede ( photo : Meike )"]
1294145205810504603
1294145205810504603
[/caption] [caption id="attachment_83281" align="aligncenter" width="300" caption="kita bisa melihat pulau Nusa Laut dari benteng Duurstede ( photo : Meike )"]
12941454131023677114
12941454131023677114
[/caption] [caption id="attachment_83282" align="aligncenter" width="300" caption="pantai yang ada di bawah benteng Duurstede ( photo : Meike )"]
12941457671926619147
12941457671926619147
[/caption] Saya menghirup udara di alam benteng ini. Mencoba merasakan getaran suasana ketika benteng ini menjadi tempat pertempuran antara warga Maluku dengan Belanda ( VOC ). Saya mencoba menarik diri ke masa lalu untuk merasakan semangat warga Maluku meraih kebebasannya dengan menyerbu benteng ini. Lalu saya tertegun. Saya kemudian menyadari bahwa benteng Duurstede kini tak ada bedanya dengan janda yang ditinggal mati oleh suaminya. Dingin dan kesepian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun