Mohon tunggu...
Meike Imelda Wachyu
Meike Imelda Wachyu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Fishbone (Masalah dalam Implementasi Kurikulum Merdeka)

28 Juli 2024   21:50 Diperbarui: 28 Juli 2024   22:09 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Fishbone (Masalah dalam implementasi kurikulum merdeka)

Dalam makalah ini akan menganalisis masalah utama implementasi kurikulum merdeka Masalah utama tersebut digambarkan dalam Analisis Diagram Tulang Ikan. Masalah dalam implementasi kurikulum merdeka yakni adanya tantangan dalam pelaksanaannya. Diantaranya Masalah utama adalah Sumber Daya Manusia, yakni kesiapan guru dalam melaksanakan kurikulum merdeka salah satunya dalam proses pembelajaran di kelas dengan adanya projek P5, modul dan pembelajaran diferensiasi. Kemampuan guru sangat penting, guru memiliki kemampuan berkolaborasi secara efektif dalam pengembangan kurikulum sekolah, merancang materi pembelajaran, menciptakan buku teks dan mengelola konten pembelajaran. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasan pada  Satuan Pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan.

Masalah berikutya, yakni proses penerapan kurikulum merdeka mengalami beberapa kendara yakni kondisi geografis setiap satian pendidikan. Kondisi geografis sebuah satuan pendidikan sangat beragam. Tentu banyak hal yang bisa ditemui mulai dari letak, iklim, hingga sumber daya alam. Seperti halnya SMPN 4 Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Berada di kawasan perkebunan sawit dan rawan banjir tidak menyurutkan semangat sang kepala sekolah yaitu Eva Deliana Bangun untuk memimpin satuan pendidikannya mengimplementasi Kurikulum Merdeka.

Kendala yang dihadapi beberapa satuan pendidikan termasuk minat dan karakter Peserta didik berasal dari kalangan menengah ke bawah dengan minat dan karakter yang berbeda. Akan hal inilah, sekolah membutuhkan aktivitas pembelajaran yang beragam dalam pelaksanaan implementasi Kurikulum Merdeka dan permasalahan yang dihadapi di setiap satuan pendidikan masing-masing. Peserta didik berasal dari kalangan menengah ke bawah dengan minat dan karakter belajar yang berbeda. Dari hal ini, tentu sekolah membutuhkan aktivitas pembelajaran yang beragam. Teknologi dapat dijadikan alat oleh pendidik untuk mempermudah proses pendidikan. akan tetapi di setia satuan pendidikan berbeda dalam penyediaan sarana prasarana teknologi dalam pembelajaran. Akses  penggunaan teknologi dalam membuat produk/ konten pembelajaran antara lain penggunaan video pendidikan, pembelajaran audio, multimedia interaktif, dan munculnya Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) setiap satuan pendidikan akan berbeda pula Guru dan siswa bisa mendapatkan konten-konten tersebut yang disiapkan kemendikbudristek dengan mengakses Portal Rumah Belajar di laman https://belajar.kemdikbud.go.id/ dan laman https://kurikulum.kemdikbud.go.id/.

Salah satu sumber daya yang sangat dibutuhkan di sekolah adalah infrastruktur fisik yang memfasilitasi adanya proses belajar mengajar. Jika program pendidikan ingin berhasil, gedung serta infrastruktur yang ada disekolah harus dalam keadaan baik dan perlu dikelola dengan semaksimal mungkin. Adanya pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilihat sebagai upaya untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Tujuan dari adanya manajemen sarana adalah untuk mamberikan bahwa sebuah institusi pendidikan dapat memanfataakn gedung dan infrastruktur secara maksimal dengan adanya kebijakan yang ada. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan didalam pendidikan yang memberikan kontribusi terhadap keberhasilan suatu pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun