Mohon tunggu...
Meike Kurniawati
Meike Kurniawati Mohon Tunggu... Dosen - Suka menulis tentang keuangan, marketing, konsumen dan gaya hidup

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bayi Gerber & Pemasaran Internasional

3 Februari 2025   15:07 Diperbarui: 3 Februari 2025   15:07 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Mungkin sebagian diantara kita tidak asing dengan produk Gerber. Gerber adalah pemasok produk bayi dan makanan bayi dari Amerika Serikat, yang didirikan sejak tahun 1927. Gerber sendiri merupakan anak usaha dari Nestl.

Selain familiar dengan produk Gerber, sebagian diantara kita juga tidak asing dengan gambar bayi yang ada pada produk Gerber. Foto bayi ikonik khas produk Gerber. 3 Juni 2022 lalu, Wanita yang potret masa kecilnya telah menghiasi label makanan bayi Gerber selama hampir 100 tahun telah meninggal dunia. Ann Turner Cook meninggal dalam usia 95 tahun.  

Sebagai perusahaan multinasional, Gerber terbukti sukses memasarkan produknya ke lebih dari 80 negara di dunia. Namun meskipun demikian, bukan berarti Gerber tidak pernah berbuat kesalahan ketika memasarkan produknya ke suatu negara. Sama seperti perusahaan yang lain, Gerber juga pernah "terpeleset" ketika menjual produknya ke suatu negara.

Gerber baby food pernah mengalami kegagalan ketika menjual produknya di Africa. Bukan karena harganya mahal? Atau rasa tidak enak? Atau masalah-masalah klasik lainnya. Setelah melakukan penelitian, Gerber menemukan alasan mengapa orang Afrika tidak membeli produknya. Alasannya cukup fatal. Orang Afrika yang pada waktu itu sebagian besar masih buta huruf, memiliki kebiasaan mengenali isi produk dari gambar yang ada di kemasan produk, sehingga di Afrika saat itu adalah hal yang biasa untuk menampilkan gambar apa yang terkandung dalam produk pada kemasan. Terbayang kan apa yang ada di benak mereka ketika melihat kemasan produk dengan gambar bayi itu?

Dengan menempatkan gambar bayi yang lucu di toplesnya, Gerber menyesatkan konsumen Afrika dengan berpikir bahwa produk tersebut terbuat dari bayi atau bagian bayi. Bahkan dalam sebuah ulasan Bisnis Harvard tahun 1984 dikatakan bahwa konsumen Afrika melihat produk itu sekali, dan merasa ngeri. Mereka menafsirkan label itu berarti bahwa toples itu berisi bayi yang digiling!

Dalam sebuah tulisan, tahun 2015. "Lost in Translation - Gerber Happy Baby " yang dikutip dari https://www.originsinfo.com.au/lost-in-translation-gerber-happy-baby/ dikatakan  bahwa Selain di Afrika, Re-branding dan desain kemasan baru juga diperlukan saat menjual produk di Prancis. Mengapa demikian? Karena ternyata terjemahan bahasa Prancis untuk Gerber adalah 'muntah'.

Melihat dua contoh kasus diatas, dan banyak lagi kasus-kasus lain (Baca juga artikel terkait : Terpeleset Iklan, https://money.kompas.com/read/2022/05/14/070000326/terpeleset-iklan?page=all) tampak bahwa pemahaman budaya merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan bisnis di pasar multinasional.

Ketika berencana menjual produk ke pasar luar negeri diharapkan terlebih dahulu melakukan riset atau mempelajari budaya di pasar tujuan supaya tidak terjadi kesalahan yang dapat mempengaruhi penjualan. Kesalahan yang kadang juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan papan atas, termasuk Gerber.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun