Mohon tunggu...
Meike Kurniawati
Meike Kurniawati Mohon Tunggu... Dosen - Suka menulis tentang keuangan, marketing, konsumen dan gaya hidup

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ekonomi & Mengapa Seseorang Gagal Move On ?

8 Januari 2025   12:26 Diperbarui: 8 Januari 2025   12:26 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Forever & One sebuah lagu yang kurang lebih menceritakan tentang bagaimana sesorang gagal move on dari kekasihnya, berhasil menjadi salah satu lagu andalan dari kelompok musik asal Jerman "Hellowen" yang dibawakan dengan apik oleh Andi Deris dan beberapa tahun kemudian dinyanyikan lagi dalam konser reunited dengan seniornya Michael Kiske, yang sekaligus mengakhiri polemik panjang tentang siapa yang lebih baik menjadi vokalis Hellowen. Para penggemar pun move on.

Move on, diterjemahkan menjadi pindah, melanjutkan, atau meneruskan. Menjadi banyak arti ketika dikaitkan dengan kata gagal. Gagal move on dikaitkan dengan banyak hal pekerjaan, aktivitas, hubungan pertemanan atau romantis, dll.

Gagal move on menjadi suatu hal yang dianggap menyulitkan bagi sebagian orang. Memungkinkan seseorang merasa terjebak,  sedih berkepanjangan, rentan mengalami masalah mental. Penurunan nafsu makan, gangguan tidur, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Peningkatan risiko penyakit terkait stres. Kehilangan rasa percaya diri, semakin sulit untuk melanjutkan kehidupan, tidak produktif.

Kehilangan banyak kesempatan. Jika seseorang terjebak dalam move on yang berkepanjangan, mereka mungkin melewatkan peluang baru dalam kehidupan, baik dalam hal karier, hubungan, atau pengalaman lainnya.

Selama ini gagal move on banyak dipandang dari perspektif psikologi, dan sosial. Dari perspetif psikologi, seseorang gagal move on karena ada rasa bersalah, ada permasalahan yang belum selesai, rasa kesepian, kurang mampu mengendalikan diri, kurang terbuka, dll. Dari perspektif sosial, gagal move on bisa disebabkan karena pengaruh media sosial, lingkungan, dll.

Bagaimana dengan perspektif ekonomi? Teori ekonomi ternyata tidak hanya dikaitkan dengan untung rugi, biaya, grafik keuangan, dll. Sejak puluhan tahun lalu beberapa ahli ekonomi  mencoba membahas mengenai perilaku manusia dari perspektif ekonomi.

Gary Becker, peraih Nobel Ekonomi 1992, selama karirnya, Becker mencoba menggunakan analisis ekonomi untuk mempelajari kriminalitas, diskriminasi, kecanduan, kependudukan, dan prinsip rumah tangga. Steven David Levitt atau dikenal dengan Steve Levitt menjelaskan prinsip ekonomi dalam kaitanya dengan kejahatan.  

Ekonom, peneliti, dan profesional Indonesia yang sekaligus juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan RI : Muhammad Chatib Basri  mencoba menjelaskan fenomena gagal move on dari perspektif ekonomi. Menurutnya, menjalin hubungan, baik hubungan pertemanan, pernikahan, hubungan romantis, hubungan dalam pekerjaan, ibarat sebuah investasi. Investasi memerlukan biaya. "Biaya" dan pengorbanan dalam bentuk uang, waktu, tenaga, pikiran, fisik, perasaan. Biaya-biaya yang sudah dikeluarkan tersebut tidak bisa ditarik atau diminta kembali. Dalam istilah ekonomi, biaya yang tidak bisa ditarik kembali dikenal dengan istilah "sunk cost"

"Sunk cost" adalah biaya-biaya yang dikeluarkan atau terjadi di masa lalu dan tidak dapat diubah sekarang maupun dimasa mendatang. Misalnya :  Anggaran untuk mengembangkan produk atau layanan, gaji yang dibayarkan untuk sebuah projek, anggaran iklan, pembelian mesin, dll. "Sunk cost" seringkali sangat mempengaruhi keputusan seorang manajer perusahaan untuk mengambil keputusan yang tepat karena jelas biaya yang dikeluarkan tidak bisa ditarik kembali.

Semakin besar "sunk cost" dan pengorbanan yang dilakukan maka semakin besar "barrier to exit" atau hambatan untuk keluar yang pada akhirnya membuat seseorang gagal move on. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun