Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dan olahraga. Menghargai perbedaan dan tertarik akan keanekaragaman dunia

Penulis buku, The Purple Ribbon. Buku tentang kelainan neurologis akibat cacat kongenital tengkorak, diterbitkan oleh Pustaka Obor Indonesia, 2024.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibadah Natal PERKI Stuttgart 2024 dengan Semangat Damai Betlehem

16 Desember 2024   03:41 Diperbarui: 16 Desember 2024   03:59 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibadah Natal Natal Perki Stuttgart 2024 (dokumentasi pribadi) 

"Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem" (Lukas 2: 15)

Ini adalah Tema Natal 2024 yang diusung oleh PGI dan KWI. Tema ini tidak hanya dipakai sebagai tema Ibadah dan Perayaan Natal di Indonesia, tetapi juga digunakan oleh seluruh perkumpulan dan komunitas Kristen Masyarakat Indonesia di seluruh pelosok dunia, termasuk perkumpulan Kristen Oikumene, Perki Stuttgart di Jerman.

Kata sambutan pembukaan oleh Ketua Perki, Ivo Kurniadi (dokumentasi pribadi) 
Kata sambutan pembukaan oleh Ketua Perki, Ivo Kurniadi (dokumentasi pribadi) 

Di Jerman ada salah satu lagu anak-anak yang berjudul "Alle Jahre Wieder", ini adalah lagu tentang perayaan Natal yang berulang setiap tahun.

Tetapi sejauh apa makna perayaan Natal itu sendiri bagi umat Kristiani di seluruh dunia? Apakah itu sebagai hanya sebatas perayaan? Tradisi Tahunan?

Tidak!

Perayaan Natal dilakukan sebagai sarana untuk mengingat dan bersukacita akan datangnya Mesias, pun ada makna yang jauh mendalam yang harus dihayati oleh setiap umat Kristiani dalam perayaan Natal itu.

"Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem" (Lukas 2: 15) sangat relevan dengan peristiwa yang dialami dunia. Di masa Natal tahun 2024 pergolakan di wilayah Timur-Tengah belumlah usai.

"Jika sekarang, kita diajak ke Betlehem, siapa yang mau? Bisa dikatakan tidak ada yang mau kesana, kerena di sana ada perang atau perang yang belum berakhir. Orang-orang di dunia melihat tidak ada kedamaian disana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun