Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dunia literasi, dan olahraga

Menghargai perbedaan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Media Jerman Menyoroti Dinasti Politik Jokowi

6 November 2023   21:03 Diperbarui: 6 November 2023   21:59 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Bundeskanzler Scholz di Hannover Fair, April2023.  Foto: www.bundesregierung.de

Ternyata ramainya media Indonesia yang mengangkat topik tentang persiapan pemilihan presiden di Indonesia, juga menarik perhatian dunia internasional, salah satunya Jerman.

Dikutip dari Handelsblatt pada 26 Oktober 2023, "Die neuen Dynastien: Wie Regieren in Asien zum Familiengeschäft wird.  In Indonesien will der Sohn des scheidenden Präsidenten seinem Vater ins Zentrum der Macht folgen.  Auch in anderen asiatischen Ländern ist die Demokratie auf dem Rückzug." Ini mengenai bagaimana pemerintahan di beberapa negara Asia yang menjadi seperti bisnis keluarga, termasuk dengan yang berlangsung di Indonesia saat ini yaitu manuver putra Presiden Joko Widodo.  Ini dilihat seperti bentuk politik dinasti yang merupakan kemunduran demokrasi di Indonesia.

Dalam rangkaian ulasan media ini disebutkan bahwa Presiden Joko Widodo sudah menjabat dua periode sehingga dia tidak dijinkan lagi untuk mencalonkan diri tapi masih memiliki peluang yang bagus untuk tetap dekat dengan pusat kekuasaan politik bahkan setelah dia lepas jabatan.  Putra sulungnya, Gibran kini telah resmi menyatakan pencalonannnya sebagai wakil presiden.  Upaya putra presiden untuk menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan sejalan dengan tren yang saat ini terlihat di beberapa negara Asia.  Politik semakin menjadi urusan keluarga.  Dari Filipina, Kamboja, hingga Thailand.  Keluarga-keluarga politik terkemuka baru-baru ini berhasil mengkonsolidasikan kekuasaan mereka.

Ikatan kekeluargaan sebagai model kesusekesan di banyak negara Asia, begitu Handelsblatt menulis.

Hubungan kekeluargaan dengan tokoh politik terkenal merupakan keuntungan besar di banyak negara Asia.  Tahun lalu, Filipina memilih putra mantan diktator Ferdinand Marcos menjadi presiden dan putri mantan Presiden Rodrigo Duterte sebagai wakil presiden.

Di Thailand, putri mantan perdana Menteri Thaksin Shinawatra akan mengambil alih kepemimpinan partai yang berkuasa terbesar.  Di India, Rahul Gandhi, putra, cucu, dan cicit kepala pemerintahan India, mungkin akan kembali mencalonkan diri melawan pathana Narendra Modi tahun depan.

Peguasa otokratis Kambodja, Hun Sen, juga mengandalkan mempertahankan kekuasaan dalam keluarganya tahun ini ketika ia menyerahkan jabatan kepada perdana Menteri, kepada putranya.

Di Indonesia, putra presiden Indonesia, Gibran, ingin melanjutkan kebijakan ayahnya. Ini terlihat seperti Joko Widodo dan keluarganya kini membangun dinasti.  Para pengamat menganggap hal ini sangat problematis.

Handelsblatt mengutip ilmuwan politik Indonesia,Yoes C. Kenawas jebolan Northwestern University, AS, "Rencana tersebut bertujuan untuk mempertahankan pengaruh dinasti Jokowi bahkan setelah 2024," dalam disertasinya yang berjudul "Dynasty Inc.: The Emergence and Endurance of Political Dynasties in Indonesia".

Selanjutnya Mathias Peer penulis Handelsblatt ini melihat juga tentang latar belakang Jokowi, sebelum terjun ke politik yaitu sebagai pedagang furnitur dengan latar belakang sederhana yang berada di luar lembaga politik.  Kemudian dengan terpilih dia sebagai Presiden Indonesia pada tahun 2014 dilihat sebagai sinyal perlawanan terhadap klan-klan yang berpengaruh yang telah berkuasa sejak lama di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun