Mohon tunggu...
Mei Hidaningrum
Mei Hidaningrum Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

berasal dari kota gadis yg kini berjuang d kota pahlawan penyuka sastra dan sejarah . saat ini sibuk kuliah di fakultas kedokteran hewan universitas airlangga 2012, berharap mampu menjadi penulis yang menginspirasi dunia http://twitter.com/meihidaningrum

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Fenomena Dehidrasi dan Air di Dua Musim

30 April 2015   23:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:30 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Secara fisik manusia bisa hidup tanpa air alias menahan haus hingga maksimal 3-5 hari. Sementara untuk menahan lapar manusia bisa bertahan tidak makan hingga 8 minggu dengan catatan masih mengonsumsi air. Secara metabolisme air sangat berperan dalam perombakan mineral-mineral penting dalam tubuh. Manusia bisa hidup tanpa air selama 3-5 hari, Kebutuhan konsumsi air pada manusia sebanyak delapan gelas air per hari. Sayangnya, kesadaran konsumsi air, masihlah kurang. Banyak anggapan konsumsi minuman seperti kopi, susu, jus, soda dan lain sebagainya sudah cukup untuk mengganti fungsi krusial air dalam fisiologis tubuh. Banyak orang yang tidak menyadari bila performa fisiknya tidak maksimal karena dehidrasi, atau kurangnya cairan tubuh. Tugas dan rutinitas harian bukanlah penguras fisik yang utama, lebih tepatnya karena perombakan energi di dalam tubuh yang tidak berjalan maksimal. Padahal harga air minum masih terjangkau di Indonesia, bila dibandingkan dengan negara-negara lain.

Air ,seyogyanya bukanlah sumber daya yang asing di Indonesia. Beberapa wilayah di Indonesia memiliki sumber mata air yang murni seperti di daerah Pandaan yang dikelola AQUA dalam wadah kemasan yang praktis. Akan tetap presentase air tawar di dunia ini tak lebih hanya 2,5 persen saja. Siklus hidrologi (atau bisa juga disebut siklus air hujan secara awam) membuat jumlah air di bumi selalu tetap dengan wujudnya saja yang berbeda-beda. Dari jumlah yang sedikit itu apakah semuanya layak minum?

Tentu saja tidak, kasus pencemaran air dan kasus kekeringan adalah dua permasalahan dengan sudut pandang yang berbeda, disamping juga maraknya bencana banir di beberapa daerah. Yang terakhir ketersediaan air memang melimpah namun menimbulkan musibah.

Apapun permasalahan air yang terjadi di alam , kesemuanya adalah hasil timbal balik apa yang telah manusia berikan ke lingkungan, dan apa yang alam kembalikan pada kita.

Sebagai negara dengan dua musim, jangan sampai keadaan ini menciptakan keadaan hiperbolis, yakni pada saat musim kemarau terjadi kekurangan yang amat parah hingga terjadinya antrian orang dalam mendapatkan air bersih guna kebutuhan sehari-hari. Sedihnya, pada musim hujan, luapan sungai atau kurangnya lahan resapan air, mengakibatkan debit air yang tak terbendung hingga masuk rumah. Banjir menimbulkan permasalahan dan kesehatan. Berbagai penyakit muncul melalui pnyebaran air banjir yang kotor seperti diare hingga penyakit mematikan seperti leptosprirosis, yang ditularkan utama oleh urin tikus.

Kita perlu sadar tentang ketersediaan air bersih bagi kita, penggunaan air dalam sehaari-hari perlu dihemat. Dengan contoh kecil, tidak lupa menutup kran air bila tidak diperlukan. Disamping mewaspadai terjadinya banjir dengan membuang dan mengelola sampah dengan tepat.Serta penambahan areal resapan air yang diperluas dan kesadaran pentingnya menanam merawat pohon di sekitar kita.


Sumber Data dan Bacaan

http://alamendah.org/2011/07/30/berapa-banyak-air-yang-bisa-kita-konsumsi/

https://www.facebook.com/notes/pengetahuan-umum-cerita-lucu/survival-taukahkamu-berapa-lama-manusia-mampu-menahan-makan-dan-minum/159338614164756

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun