Mohon tunggu...
Mei Hidaningrum
Mei Hidaningrum Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

berasal dari kota gadis yg kini berjuang d kota pahlawan penyuka sastra dan sejarah . saat ini sibuk kuliah di fakultas kedokteran hewan universitas airlangga 2012, berharap mampu menjadi penulis yang menginspirasi dunia http://twitter.com/meihidaningrum

Selanjutnya

Tutup

Film

Belahan Jiwa, Film untuk Mempelajari Betapa Tidak Enaknya Sakit Jiwa

27 Juli 2018   22:31 Diperbarui: 27 Juli 2018   22:51 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika menulis tulisan ini, kepala saya masih pusing sebenarnya, setelah menonton film Belahan Jiwa.  Saya terbawa alur dan karakter kuat film tersebut.  Apalagi ini film psikologi, pasti tidak jauh dari depresi, kecemasan,  sakit jiwa,  gila sampai bunuh diri.  Hal hal realitas dalam hidup yang ternyata secara mental saya belum tatak atau kebal menghadapinya. 

Film ini secara kasat mata bercerita tentang 4 sahabat cewek dan satu gadis bernama Cempaka yang hamil dalam waktu yang sama dengan cowok yang sama.  Inti cerita saja sudah membuat saya mual secara mental dan pikiran. Namun saya beranikan diri menonton sampe habis.  Dan ternyata worth it,  endingnya tentu diluar dugaan. Dan saya pun sampai terbawa ke depresi tokoh utama. 

Dari segi fisiologi reproduksi dan demografi kependudukan saya mendapatkan temuan baru, 

Seorang wanita membutuhkan 9 bulan untuk melahirkan individu baru,  sementara pria dalam satu hari pun bisa meniduri dan menghamili banyak gadis. tinggal dikalikan saja sampai 9 bulan. Itu dari segi hitung hitungan matematika,  untuk segi sosial dll mungkin ada kajian lain yg bisa saya tulis di lain waktu. 

Btw sejak SD saya sudah tertarik sama film ini,  biarpun dulu gak ngeh kalau film ini tentang hal kompleks kesehatan mental.  saya pikir cuma pertemanan sosialita.  13 tahun kemudian di usia 24 saya paham betul tentang alur film ini, 

Sepertinya saya ketagihan dengan film horor psikologis seperti ini karena pada hakekatnya lebih menyeramkan tagihan hutang daripada hantu mbak kunti yg ngintip jendela rumah.  hehe just kidding. Anyway thx Iflix yg uda nyediain streaming gratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun