Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam climate outlook 2024, curah hujan tahunan diprediksi bervariasi. Beberapa wilayah berpotensi mengalami curah hujan yang tinggi dan sebagian besar wilayah juga mengalami kekeringan yang lebih intens.
Perubahan iklim global atau variabilitas iklim global dapat didefinisikan sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk aktivitas manusia dan fenomena alam. Aktivitas manusia dapat mengubah komposisi atmosfer baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan memperbesar keragaman iklim. Beberapa aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap variabilitas iklim global:
1. Pembakaran Bahan Bakar Fosil
Aktivitas manusia dalam menggunakan bahan bakar fosil dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (NOx). Apabila konsentrasi GRK meningkat di atmosfer, maka efek rumah kaca dan suhu global juga akan meningkat.
2. Deforestasi dan Perubahan Penggunaan Lahan
Deforestasi dapat didefinisikan sebagai penggundulan atau penebangan hutan yang luas untuk berbagai tujuan seperti pertanian, permukiman, perkebunan, dan lain-lain. Hal ini dapat berpengaruh terhadap perubahan iklim karena hilangnya fungsi hutan sebagai penyerap karbon. Apabila dilakukan penebangan atau pembakaran hutan, maka karbon yang disimpan akan dilepaskan kembali ke atmosfer sebagai CO2 yang berkontribusi pada peningkatan konsentrasi gas rumah kaca.
3. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah mencakup berbagai proses seperti pengumpulan, pemrosesan, daur ulang, pembuangan akhir, dan pembakaran sampah. Jika proses tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan dapat memberikan pengaruh besar terhadap perubahan iklim melalui emisi metana dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA), emisi CO2 dari pembakaran sampah, dan lain-lain.
4. Transportasi
Transportasi merupakan kontributor utama emisi gas rumah kaca yang mempercepat perubahan iklim. Emisi CO2 dari kendaraan bermotor dan penerbangan, emisi metana dan NOx, serta fenomena Urban Heat Island (UHI) dimana area perkotaan menjadi lebih panas daripada daerah sekitarnya akibat aktivitas manusia adalah beberapa cara transportasi mempengaruhi iklim.