Mohon tunggu...
meifandi inzaghi
meifandi inzaghi Mohon Tunggu... Freelancer - orang awam yang gabut

menulis adalah komunikasi yang paling dasar karena hanya butuh mata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Pemahaman Agama di Desa Jolotigo Kecamatan Talun: Perspektif Sosiologi Komunikasi

10 Oktober 2023   12:15 Diperbarui: 10 Oktober 2023   12:31 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://semarang.bisnis.com/read/20181011/536/848360/produksi-teh-di-kebun-jolotigo-dipacuInput sumber gambar

Desa Jolotigo, di Kecamatan Talun, mengalami perubahan signifikan dalam pemahaman agama melalui lensa sosiologi komunikasi. Dalam beberapa tahun terakhir, komunikasi telah memainkan peran utama dalam membentuk pandangan masyarakat tentang agama, moderasi, dan kerukunan antaragama.

Pendekatan sosiologi komunikasi memungkinkan kita untuk menyelidiki peran media massa, sosial, dan komunikasi interpersonal dalam membentuk identitas keagamaan. Di Desa Jolotigo, media lokal dan sosial telah menjadi saluran penting di mana warga mengakses informasi tentang agama dan menciptakan jaringan dengan individu dari latar belakang beragama yang berbeda.

Perubahan signifikan dalam pemahaman agama terlihat dalam berbagai cara. Ada peningkatan dialog antaragama yang terbuka, di mana warga saling berbagi pandangan mereka tentang agama. Pemahaman yang lebih inklusif dan moderasi mulai mendominasi, menggantikan pandangan yang lebih keras dan eksklusif.

Namun, sosiologi komunikasi juga mengungkapkan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam perjalanan menuju moderasi beragama. Beberapa kelompok mungkin menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan radikal atau mendistorsi pemahaman agama untuk tujuan mereka sendiri. Ini dapat menciptakan ketegangan dan konflik dalam masyarakat.

Untuk menghadapi dinamika ini, perlu ada upaya bersama untuk mempromosikan komunikasi yang inklusif, pendidikan agama yang mendalam, dan pemahaman yang lebih baik tentang peran media dalam membentuk pandangan keagamaan. Inisiatif seperti kelompok diskusi antaragama, pelatihan media sosial yang bertanggung jawab, dan pendidikan agama yang inklusif dapat membantu memperkuat moderasi beragama di Desa Jolotigo.

Dengan pendekatan sosiologi komunikasi, kita dapat memahami kompleksitas transformasi pemahaman agama di Desa Jolotigo dan bekerja menuju masyarakat yang lebih toleran dan inklusif dalam konteks beragama.

Sosiologi komunikasi juga memberi kita wawasan tentang bagaimana faktor-faktor sosial dan ekonomi berperan dalam proses transformasi pemahaman agama di Desa Jolotigo. Misalnya, peningkatan akses pendidikan dan peluang ekonomi dapat memengaruhi bagaimana individu melihat agama sebagai bagian dari identitas mereka. Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan, masyarakat dapat lebih menerima pemahaman yang lebih inklusif tentang agama, yang pada gilirannya dapat mengurangi ketegangan antaragama.

Namun, perlu dicatat bahwa transformasi pemahaman agama juga terkait dengan isu-isu kebijakan yang kompleks. Peran pemerintah dalam mengatur media dan konten agama di media sosial juga menjadi pertimbangan penting. Menerapkan kebijakan yang seimbang antara kebebasan berekspresi dan mencegah penyebaran pesan ekstrem bisa menjadi tantangan.

Di samping itu, penting untuk memahami bagaimana komunikasi agama melintasi batasan desa. Desa Jolotigo mungkin terhubung dengan komunitas agama di luar wilayahnya melalui media sosial dan jaringan online. Ini dapat memperluas cakupan transformasi pemahaman agama, tetapi juga dapat membawa tantangan dalam hal pengaruh eksternal dan upaya pengorganisasian yang mungkin kurang moderat.

Menghadapi semua dinamika ini, penting untuk memiliki strategi komunikasi yang berbasis pada inklusivitas, dialog antaragama, dan pemahaman bersama. Tokoh agama, pemimpin masyarakat, dan pendidik agama memiliki peran penting dalam membentuk narasi yang mendukung kerukunan beragama dan moderasi.

Dalam rangka mempertahankan perubahan positif dalam pemahaman agama di Desa Jolotigo, kolaborasi lintas-sektor dan pendekatan berkelanjutan akan menjadi kunci. Dengan demikian, kita dapat berharap bahwa transformasi pemahaman agama di Desa Jolotigo akan terus berlanjut menuju moderasi, toleransi, dan kerukunan antaragama yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun