Mohon tunggu...
Meidyna Arrisandi
Meidyna Arrisandi Mohon Tunggu... profesional -

So good to be alive, not just breathing!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Not yang Terluka

7 April 2012   16:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:54 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13338158592042447443

Di ketinggian nadamu, kupungut not yang terluka

kukumpulkan menjadi pesan tanpa kata

usah risau, kusimpan di hati, bukan di sini

Kusimpan koyakan yang paling menyakitkan,

diam-diam ia mencipta dunia tanpa suara

hanya tatap mata dan sisa nada yang terserak di sudut bibirmu

jangan kauludahkan, kelak mungkin kucuri, asal malaikat tak mendahului.

Kuingin menatap tanpa sela,

tapi mata tak mampu menahan bara

benarkah sudah luka, kepompong yang belum lagi sayap terbuka?

Mengapa ia tak mati saja selamanya

tak jenuh ia dengan diam yang meronta lantang berteriak “hentikan!”

Kupu mati sepi

lolongan malam kian larut dalam genangan kalimat panjangmu

tolong biarkan saja mati

tikam berkali-kali biar tak terbang ia lagi.

Bisik kupu sebelum mati:  "Tatapanmu melukai, apa kau tahu?"

Jogja, 3April'12

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun