Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita, Lini Masa dan Rasa

28 April 2023   10:08 Diperbarui: 28 April 2023   10:18 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kita hanyalah butiran-butiran debu, yang dirangkai cipta menjadi sebuah maha karya indah oleh Sang Seniman Agung. Yang memiliki hidup oleh suntikan nafas-Nya. Yang dilukis segambar dengan rupa Pelukis Agung.

Kita, lalu mengada dalam rentetan episode kisah kehidupan, di hamparan lini masa. Lalu, Kita menulis dan melukis kisah kita dengan jejak yang membekas di kanvas lini masa, yang berbingkai masa yang terbatas.

Jejak-jejak kita adalah karya dalam lini masa kehidupan. Sebagaimana adanya sebuah karya, maka indah tidaknya catatan dan lukisan kita, tergantung pada sebuah karsa, sebuah kehendak yang menggandeng keluhuran.

Baca juga: Kata-Kata dan Kita

Dan, keluhuran karsa ada di dalam rasa. Dan rasa adalah hati kita. Hati adalah segenggam debu mulia, dari padanyalah tumbuh segala jejak mulia: jejak kebajikan, jejak ketulusan, jejak kedamaian dan cinta. Tetapi juga, jejak kezaliman.

Jejak kita dalam lini masa yang fana, lahir dari geliat rasa dalam hati. Jagalah hati kita, dari situlah rasa kita akan melukis jejak, baik-buruknya kehidupan, hingga kita kelak berjumpa lini masa yang baru bernama: keabadian!

*****

*Lini masa: gambaran peristiwa penting secara linear dalam subjek tertentu, ditampilkan dalam urutan kronologis (KBBI).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun