Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukan Salah Sang Waktu

8 Mei 2022   00:24 Diperbarui: 8 Mei 2022   07:13 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Bukan Salah Sang Waktu" (Dokpri MYT for Kompasiana)

Menjemput senja hingga berselimut malam, sekumpulan manusia saling membersamai dan mulai berkisah tentang masa dan manusia-manusianya. 

Berkatalah mereka tentang nostalgia masa lalu dan masa keemasan kejayaan tradisi. Tentang kearifan dan kebajikan sebuah peradaban. Tanpa mesin, tanpa uang, tanpa transaksi dalam ambisi.

Berkisah jugalah mereka tentang sebuah masa penuh samsara. Ketika tradisi terjajah bersama manusia-manusianya yang terpinggirkan di negeri sendiri. Tentang perang, tentang darah dan tentang pahlawan.

Terbersit juga kisah tentang suatu masa ketika angin pembebasan berhembus. Ketika sebuah bangsa merdeka yang mengibarkan bendera merah putih. Tentang merdeka dan kepak sayap burung garuda.

Hingga tiba jugalah mereka pada episode percakapan kekinian. Tentang sebuah negeri merdeka yang terjajah oleh kuasa, oleh mesin dan oleh diri sendiri. Tentang politik uang, kemiskinan dan korupsi, hingga pandemi dan panen segelintir orang.

Lalu, dicarilah kambing hitam yang akan disembelih. Akhirnya tercatatlah dalam secarik kertas konklusi: "kambing hitamnya adalah roda waktu!" Tentang masa-masa putaran roda waktu yang tak selalu berlimpah emas, susu dan madu. 

Tetiba jam dinding berdetak menjerit. Dia menangis. Air mata jatuh ke tubuh almanak yang menggantung lesu di dinding. Rembulan yang mengintip dari jendela pun berucap: 

"Jangan salahkan sang waktu! Bercerminlah wahai manusia-manusia yang gagal menggores sejarah jejak kebajikan dalam lintasan waktu!" 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun