Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penantian

16 Desember 2021   08:02 Diperbarui: 16 Desember 2021   08:05 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pintu gerbang utama itu selalu dibukanya. Menanti. Sejak segenggam usaha disemai di bumi yang katanya subur, disiram dengan air peluh. Sejak setitik asa disisipkan dalam seuntai doa, yang dilayangkan saban waktu. 

Detik, menit, jam dan seribu purnama berlalu. Dia selalu terjaga di pintu gerbang penantian. Menanti dan menunggu. Namun, penantian tetaplah penantian. Tiada ujung, tiada akhir. Hampa!

Bosan, jenuh, dan asa pun putus. Sang penanti lelah. Sisa-sisa tenaga digunakannya untuk menutup pintu gerbang penantian untuk selamanya. Sambil berucap: "Selamat tinggal penantian!"

Terlelaplah dia di akhir sebuah penantian. Sepanjang hari, sepanjang malam. Dilewatkannya purnama yang indah. Baginya, purnama hanya keindahan sementara yang menebar harapan dan janji palsu. 

Terlelaplah dia dalam pelukan malam, hingga hangat seberkas mentari pagi membangunkannya. Hari ini sang penanti ingin meninggalkan rumah. Baginya rumah tua itu adalah sebuah kisah traumatis, tentang penantian! 

Lalu, dibukanyalah pintu belakang yang lama tak dibukanya. Tetiba, suara merdu menyapanya, "Selamat pagi..." 

Ah, bukankah itu suara yang dinanti?  

"Aku lama menantimu, membuka pintu ini" 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun