Orang-orang sibuk lalu-lalang. Melupakan senyum September yang terlukis di linimasa yang senang. Melupakan benang-benang kusut di malam September yang malang. Sekarang bulan Oktober kawan, cobalah tenang.
Kehidupan akan terus bergulir. Sepanjang waktu yang akan terlahir. Hingga kefanaan menyentuh garis akhir. Oktober lahir di bulan kesepuluh, bukan bulan terakhir. Tetapi kehidupan pasti punya waktu untuk berakhir.
Tenangkanlah dirimu, lalu mekarlah seperti kembang Oktober. Kalendula yang menyapa di bulan Oktober. Hidup hanya sementara, mekar dan nikmatilah bulan Oktober.
Oktober adalah sebuah kesempatan. Tetapi juga adalah kesempitan. Orang-orang berdesakan di segala pintu kesempatan. Raihlah kebaikan di setiap pintu itu, tanpa meninggalkan jeritan kesakitan.
Bumi masih ada untuk Oktober dan kita. Ruang batinnya mendambakan cinta. Janganlah kau penuhi dengan sampah derita. Daur ulang rasa merajut cinta.
Entah kapan hidup berakhir, tak ada yang tahu. Siapkanlah aroma ketenangan di atas bahu. Biarkan kelelahan bersandar dan air mata membasahi bahu. Kehidupan harus berlayar seperti perahu, hingga akhir yang tiada kau tahu.
Raga dan rasa ini pun harus terus berlayar. Meskipun langit-langit harapan telah buyar. Kehidupan memikul hutang yang tak terbayar. Namun Oktober masih terus berlayar, setia menemani dirimu seperti seorang pacar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H