Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki yang Makin Top karena Boikot

13 September 2021   06:42 Diperbarui: 13 September 2021   06:41 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki mantan pelaku kejahatan itu keluar dari bilik jeruji besi. Naik mesin besi, menuju stasiun televisi. Wajahnya tak pucat pasi. Masuk layar televisi.

Lelaki itu, disambut bagai pahlawan, nikmati alam bebas. Diberitakan pers bebas. Sementara, di sudut lorong, sang korban, malu lalu-lalang bebas. 

Lelaki itu, katanya diboikot. Media sosial menjadi saksi. Penggemar mengambil aksi. Akun-akun menjadi sensi. Tak disangka, boikot itu menjelma menjadi mahluk seksi. 

Cancel culture, budaya boikot. Sebuah kabar buruk, menjadi berita baik. Naik cetak, naik panggung tivi, baik-baik saja.

Kabar boikot di-upload. Tagar-tagar tak menyetop. Iklan gratis di linimasa tak bisa diboikot. Yang setuju boikot menulis namanya. Yang diboikot, makin ngetop.

Semuanya berulang. Klop! Nama lelaki itu semakin ngetop. Mesin pencari tak susah mencari. Google trends menjadi saksi. Semakin ngetop, karena berita berbusana seksi.

Lelaki itu, diboikot tetapi makin top. Aku tak usah menulis namanya, kuatir dia makin dan makin ngetop. 

Biarlah kusebut dalam doa, semoga perilaku buruk disetop. Doa jangan diboikot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun