Akar rumput mencari keadilan
Iri kepada daun rerumputan,
yang selalu dimanja pagi
Saban hariÂ
Ditinggalkannya alam bawah tanah Â
Lalu, tibalah dia ke atas tanah
Menjumpai pagi berseri Â
Menyongsong mentari
Akar-akar serabut di jauh sana
menancapkan kepala ke tanah
serabut menghadap mentari
Sambil menari-nariÂ
Detik demi detik berlalu,
pagi pun pamit berlalu
Matahari meninggi
Terik menggigit
Akar rumput mulai kehausan. Bibirnya kering. Terik makin menggigit.
"Air! Mana air?" Akar rumput mencari air. Air tiada. Bibir pun digigit.
Akar rumput akhirnya kecewa
Keadilan tak ada yang membawa
Hanya mengintip di jendela asa
Menggantungkan rasa
Berbenahlah dia, hendak kembali mencumbu tanah. Seperti biasa
Kembali hidup bersama kegelapan masa. Sebagaimana biasaÂ
Setibanya di bawah tanah, dicarinya air tanah di tempat biasa
Air tanah kini tiada. Akar rumput pun tak kuasa lalu binasa!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H