Kemarau di hatimu. Panas membara, bukan semu.
Sepertinya terik mentari memaksa bertamu,
sedangkan dirimu meronta karena jemu.
Tetapi engkau tak kuasa menolak kehadiran sang tamu.
Sakitnya hati bertemu penyemu.*)
Kemarau di hatimu. Kering kerontong, tak ada hujan bertamu.
Tak ada air ketemu, bahkan untuk sekedar berkemu. *)
Apalagi untuk meramu segelas rasamu.
Lalu, engkau menyusuri kering lorong sepimu.
Apa daya jejakmu berlumur selumu,*) yang tak kaumau.
Kemarau di hatimu. Engkau merindukan ilmu?
Agar ada gerimis datang bertamu,
untuk sekedar menyegarkan batinmu?
Atau untuk bertemu segerombolan hujan membasahi keringnya kalbu?
Sepertinya sulit. Kemarau, rindu dan hujan bukan hanya soal ilmu.
Kemarau di hatimu merindu.
Rasanya bukan rindu ilmu.
Hanya doamu, dan seseorang yang kaurindu.
Datang bertamu.
Di hatimu.
*****
Ket:
*) Penyemu =Â orang yang menyemu; penipu; pengkhianat
*) Berkemu = mencuci mulut dengan memasukkan air ke dalam mulut, menggerak-gerakkannya sebentar, kemudian mengeluarkannya kembali; berkumurÂ
*) Selumu = kotor (berselumu = berlumur dengan sesuatu yang kotor)Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI