Papa, seperti apa surga itu? Apakah seindah suaramu yang merdu? Kalau begitu, nyanyikan aku sebuah lagu tentang surga.
Mama, seperti apa surga itu? Apakah benar kata orang, surga di telapak kaki ibu? Ah, ijinkan aku mencium telapak kakimu.
Opa, di mana letak surga itu? Apakah di langit sana? Ah, layang-layang yang kita terbangkan tak mampu menjangkaunya. Biarlah. Kan kugantungkan cita-citaku terbang melebihi layang-layang kita. Cita-citaku ingin masuk surga!
Oma, di mana letak surga itu? Apakah di suatu tempat, seperti diajarkan guru sekolah minggu, dan Bapak-Ibu pendeta? Ah, aku rindu mendengar kisah tentang surga setiap hari minggu.
Hari minggu pun tiba. Dan kita mendengar lagi kisah tentang surga. Aku terkenang lagu sekolah minggu: "Di sorga nanti pakai baju putih"
Malaikat berjubah putih memanggilku. Aku senang berjumpa surga. Surga adalah kerinduanku, dan kerinduan kita. Di sana tujuan kita, bukan?
Usah menangis papa, usah menangis mama. Hapus air matamu opa, hapus air matamu oma. Usah menangis kawan kawan, guru sekolah minggu, saudara-saudaraku semua.
Terimakasih telah mengajarkanku tentang surga, kepercayaan dan keselamatan. Maafkan aku mendahului kalian semua. Terimakasih untuk segala cinta.
Aku menunggu kalian di surga sana. Perpisahan ini hanya sementara. Kita pasti bertemu menurut waktu Tuhan. DI surga nanti. Tuhan sayang torang samua. Ijinkan Aku berjumpa surga.
*******
*) torang = kita
#Â Rest in Peace, Adik Rafael Mapaliey Sampai berjumpa di keabadian surga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H