Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hitam

21 Mei 2021   22:35 Diperbarui: 22 Mei 2021   09:05 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "memaknai hitam" dokpri, MYT

Hitam, awan-awan gelap menindih asa
Hitam, debu-debu duka meluka rasa
Hitam, percikan asap meninggalkan bara
Hitam, kisah yang hangus terbakar tersisa lara 

Hitam, kain kabung kepada fana yang merana
Hitam, belenggu hidup kepada insan di singgasana
Hitam, lorong-lorong kelam kepada gerak renjana
Hitam, dunia kegelapan kepada insan durjana 

Hitam selalu tentang rintihan duka dan jurang kekelaman.
Tetapi, mengapa hitam tercipta  di panggung dunia?

Karena hitam adalah tinta yang menggores kertas putih kehidupan
Karena hitam adalah cermin tentang kita dan samsara di lorong kehidupan
Karena hitam adalah pembangkit harapan kepada terang kehidupan
Karena hitam adalah malam yang merindu senyum mentari kehidupan  

Karena hitam adalah
ruang gelap yang membuat kita sadar bahwa kita  merindu:

kepada putih
kepada nurani
kepada cinta
kepada langit 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun