Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Cucur, Onde-onde dan Kopi dalam Tempurung

11 April 2021   07:03 Diperbarui: 11 April 2021   12:01 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cucur, kue warna merah khas gula aren. Masak berhias renda melingkar, setelah samsara terombang-ambing di lautan minyak goreng panas membara.  

Onde-onde, kue bulat berisi gula aren. Tenggelam dalam lautan rebusan, timbul menampakan wajah matang di permukaan samudera air mendidih. Lalu, menerima mahkota putih, parutan daging kelapa.

Kopi, sebuah kisah pahit episode-episode perubahan fisika dan kimia. Biji keras, yang mengucap selamat tinggal kepada daging dan kulit, usai terpanggang terik mentari. Lalu, mengalami episode siksa disangrai  di atas panasnya wajan aluminium, hancur menjadi butiran halus,  dan akhirnya dihujani air panas, untuk siap diseruput para penikmatnya. Perjalanan siksa berbuah pahit dalam rasa. Gula aren mencumbuinya, mencipta manis dalam kepahitan.

Kemarin, aku berjumpa cucur, onde-onde dan kopi panas. Mereka tersenyum dipeluk tempurung.  Bukan plastik atau gelas kaca. Hanya sebuah karya alam yang tercampakkan.

Mereka adalah ceritera tentang perjuangan dan tempaan kehidupan. Tentang samsara yang berbuah nikmat. Tentang menjalani hidup alami, meski siksa namun tenang dengan jubah kesabaran. Bahwa Sang Khalik mengatur, setiap sukses butuh tempaan dan pengorbanan, dan semua akan indah pada waktunya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun