Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

3 Penyebab Banjir dan 3 Jurus Mitigasi Banjir 2021

12 Januari 2021   06:51 Diperbarui: 12 Januari 2021   06:56 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"banjir" [liputan6.com] 

Banjir seakan-akan menjadi bencana lingkungan yang rutin terjadi setiap tahun. Kita semua berharap terhindar dari banjir 2021. Apa yang harus dilakukan?

Banjir terjadi dalam skala dan wilayah cakupan yang bervariasi, mulai dari skala kecil dan lokal hingga skala besar dan mencakup wilayah yang luas. Banjir sebaiknya dicegah daripada menangani atau menanggulangi saat dia telah terjadi.

Bicara tentang langkah-langkah pencegahan atau mitigasi banjir, maka kita harus mengidentifikasi terlebih dahulu penyebab banjir di daerah serta potensi-potensi terjadinya banjir.

3 Penyebab Banjir

Menurut Penulis, setidaknya ada 3 penyebab utama banjir:

1.  Penurunan Daerah Tangkapan Air dan Deforestasi

Banjir disebabkan oleh ketidakseimbangan alam antara curah hujan yang tinggi dan kemampuan  daratan menangkap dan mengelola curah hujan. Kemampuan daratan menangkap curah hujan sangat tergantung pada seberapa luas daerah tangkapan air (catchment area) di wilayah tersebut. Daerah dengan kapasitas catchment area yang luas tentu saja mempunyai kemampuan besar menangkap air hujan. 

Catchment area yang paling utama adalah hutan. Berdasarkan siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bulan April 2020 menyebutkan bahwa berdasarkan data Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) KLHK, hasil pemantauan hutan Indonesia Tahun 2019, menunjukkan bahwa luas lahan berhutan seluruh daratan Indonesia adalah 94,1 juta ha atau 50,1% dari total daratan.

Data di atas adalah data prosentase secara keseluruhan. Jika menelisik prosentase per wilayah maka kita akan menemukan rendahnya wilayah hutan di beberapa daerah yang merupakan daerah langganan banjir. 

Dalam Renstra Kementerian LHK 2014-2019 menyebutkan  Permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh hutan dan lahan mencakup deforestasi, kebakaran, dan lahan kritis. Luas tutupan hutan di Indonesia sebesar 104 juta ha di tahun 2000 menjadi 98 juta ha di tahun 2011. Dengan demikian, total areal mengalami deforestasi seluas 6,5 juta ha selama rentang 11 tahun.  

Disebutkan juga, laju penurunan luasan mencapai lebih dari 1%/tahun, trutama Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Bengkulu. Sementara Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera Selatan berhasil melakukan reforestasi dalam rentang waktu 2009 hingga 2011. 

2.  Lemahnya Manajemen Drainase 

Dalam beberapa kasus, banjir disebabkan karena pengelolaan drainase yang lemah. Drainase adalah  pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.

3.  Pengelolaan Sampah

Banjir-banjir skala kecil, umumnya disebabkan karena aliran air dalam saluran drainase terhambat oleh menumpuknya sampah. Karenanya, sampah yang mekanisme pengelolaannya amburadul ditambah kesadaran lingkungan masyarakat yang masih rendah menjadi salah satu penyebab banjir.

3 Jurus Mitigasi Banjir 2021

Berdasarkan identifikasi penyebab di atas, maka perlu dilakukan 3 upaya atau jurus mitigasi banjir 2021 sebagai berikut:

Pertama, Reforestasi atau penghutanan kembali untuk meningkatkan daerah tangkapan air (catchment area). Upaya ini perlu dibarengi dengan usaha menekan laju deforestasi atau pengalihan fungsi hutan untuk kepentingan lainnya seperti perumahan, perkebunan dan industri.

Kedua,  Peningkatan kualitas drainase dan irigasi.  Upaya ini dilakukan di beberapa daerah dengan membangun bendungan dan membenahi sistem drainase perkotaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun