Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada yang Terkasih, 2021

1 Januari 2021   22:37 Diperbarui: 1 Januari 2021   22:39 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepada yang terkasih, 2021  

Ijinkan aku menuliskan sebuah mimpi tentang engkau dan aku. Tentang kita dalam lintasan waktu yang masih dalam kandungan, buah cinta bumi dan langit. Tentang kita di keakanan butiran detik yang jatuh di telaga misteri.

Aku melihat cakrawala penuh dengan lukisan abstrak berwarna kelabu hingga hitam. Kepulan asap dari corong dapur mesin-mesin tanpa nurani semakin menambah kelam cakrawala. Hitam kelam! Namun, aku harus terbang, tak ada pilihan lain selain terbang di tengah gelap cakrawala. Angin ketakutan berhembus dari arah yang tak menentu, hendak mencegah aku untuk terbang. Namun, aku tak punya pilihan lain selain terbang.

Aku akhirnya memberanikan diri untuk terbang, melayang, menerjang kabut kelam. Entah darimana datangnya kekuatan itu, aku akhirnya terbang, sambil merobek lembaran-lembaran gelap awan hitam dan membangun lintasan untuk bertemu sang asa tentang cita dan cinta. Tentang kehidupan. Sayap-sayap keyakinan terlalu kuat untuk ditakut-takuti. 

Aku akhirnya menemukan lintasan-lintasan cerah, dan bertemu sang mentari yang sedang tersenyum dan rembulan yang terharu. Mereka memanggil bintang-bintang untuk menemaniku sambil menerangi langkahku di persimpangan. Di situ ada sejuta pilihan: ada suka dan duka, ada madu dan racun, ada hujan dan panas, ada virus dan vaksin, ada ketakutan dan sukacita. 

Engkau hanya berbisik padaku, bahwa hidup adalah tentang harapan dan perjuangan, doa dan keyakinan, cinta dan keberanian, dan tentang semangat, tekad dan usaha. Lalu engkau menepuk pundakku, sambil mengucap kata: "selamat datang dan selamat berjuang melintasi cakrawalaku yang bertabur tantangan dan harapan. Selamat datang di cakrawala 2021."

Terimakasih 2021, untuk mimpi tentang kita, di cakrawalamu.

Salam dariku, yang menggantungka asa kepada bintang di langit-langitmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun