Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kata Orang, Hidup adalah Pilihan

14 Desember 2020   06:04 Diperbarui: 14 Desember 2020   07:34 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"God Saved Our Files!" (Dokpri,  MYT) 

Kata orang, hidup adalah pilihan. Namun, pada mulanya kita terlahir tanpa bisa memilih kepada kapan dan dimana,  kepada waktu dan ruang. Kepada mengapa dan bagaimana, kepada wujud dan proses.  Kita terlahir mencium sang bumi, tanpa bisa menolak, apalagi memilih waktu dan ruang.  

Namun, bersyukurlah,  karena setelah pada mulanya, kepada jalan penuh tanda tanya,  kita akhirnya berjalan dengan sejuta pilihan. Terus melangkah dengan peluh, air mata dan darah atau berhenti dan menyerah kalah di jalan penuh kerikil tajam.  Belok ke kiri, lalu memilih antara madu atau racun,  ataukah belok ke kanan lalu memilih antara hidup dan mati. Kita bebas memilih,  berjalan sendiri dalam keangkuhan ataukah berjalan sambil memilih kepada siapa yang layak mendampingi. 

Kata orang, hidup adalah pilihan, namun fakta dan ujung perjalanan kita tak bisa kita pilih. Karena sesungguhnya pilihan hanyalah asa, tetapi fakta adalah rancangan Sang Langit yang berkuasa kepada jalan yang kita pilih. Hingga pada akhirnya kita pun tak bisa memilih untuk hidup seribu tahun lagi atau mati di detik ini. Karena sesungguhnya  kita dan pilihan kita adalah fana, namun di negeri di awan sana menggantung asa tentang keabadian,  seperti syair tentang cinta dan jejak kaki kita, akan abadi kepada mereka yang memilih kita dan syair kita sebagai pilihan. Karena hidup adalah pilihan dalam kefanaan menuju keabadian. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun