Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gerbang Demokrasi

15 November 2020   23:43 Diperbarui: 17 November 2020   01:34 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orde yang telah lewat bertutur,
1955, bayi demokrasi republik tercinta itu lahir,
Lalu 1955, kita kenal sebagai yang pertama,
dikala rakyat negeri berbondong
menentukan pilihan tanpa paksaan,
melainkan dalam sadar di bilik kecil,
melabuhkan hak pada selembar kertas

Namun, sejarah bertutur lain
Gerbang demokrasi republik tercinta,
telah mengada di ruang dan waktu
sejak 1951 dan 1948 di bumi Malesung-Minahasa 

Bahkan jauh sebelum proklamasi,
akar demokrasi tertancap dalam di sanubari,
ketika rakyat memilih wakilnya
Gedung Minahasa Raad menjadi saksi 

Gerbang demokrasi republik kita,
kini terbuka lagi untuk sebuah pesta
untuk sebuah pesta transparansi,
untuk sebuah cinta kepada negeri
Semoga terjadi berjubah jujur dan adil 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun