Beri dia segelas kopi pahit. Biarkan dia menatap hitam pekat yang melekat, lalu menyeruput bagian-bagian hitam itu dan menikmati cita rasa kepahitan dengan mata terpejam.Â
Dia kan melihat sebuah bagian kehidupan, merasakan kengerian ruang gelap, dan menyadari ada bagian kelam kehidupan yang harus dilalui, dirasakan dan dinikmati.
Jangan kau tambahkan gula, supaya pahit yang murni tiada pudar rasanya. Juga jangan kau tambahkan susu, supaya hitam tetaplah hitam dan makna tiada terkikis.
Tetapi engkau, minumlah dua gelas kopi pahit. Tanpa gula, apalagi susu. Supaya kau dua kali lebih sabar darinya. Dua kali lebih kuat darinya. Hingga engkau makin bertambah bijak. Matamu tak mudah terpejam, lalu terlena dalam mimpi yang hanya ilusi.Â
Karena kopi pahit lebih dari sekedar rasa dan aroma. Di setiap gelasnya terkandung nilai dan makna tentang ketabahan dan semangat. Bahwa kegelapan dan kepahitan harus dinikmati lalu ditaklukan seruput demi seruput. Kaulah pemenang atas kepahitan. Apalah artimya bagian yang manis itu? Â Terlalu indah untuk disebut manis.
Beri dia segelas kopi pahit, tetapi engkau minumlah dua gelas
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI