Luka! Â
Batin terluka lagi oleh pedang literasi lidah tak bertulang,
yang tak mampu menangkap sinyal sang nurani,
yang tak peduli siapa korban hunusan pedang,
yang hanya memikirkan kemenangan sang egoÂ
Perih!
Batin terluka
Merah darah membasahi
Air mata bening menetes
Nada kepedihan memecah keheninganÂ
Siksa!
Harga diri telah jatuh berkeping
Dan ini untuk kesekian kali
Pertahanan diri tak sanggup lagi
Kesabaran punya toleransi
Geram!
Raga tak tahan tuk meronta
Mari kita berperkara !
Genggamlah pedang
Lawan si penyiksa batinÂ
Namun,
Terdengar bisikan batin kepada raga yang bergelora
Batin yang berdarah itu tersenyum tenang pertanda menang
"Tak perlu mengangkat pedang. Luka hanyalah ujian untuk bertahan  dalam titian keseimbangan  menuju istana kemenangan"
Bahwa luka akan berganti mahkota
Bahwa ketenangan akan berbuah kemenangan
"Tenanglah hai  jiwaku, menanglah hai ragaku"
Batin yang rela terluka tersenyum mengenakan mahkota,
sementara si pembuat luka itu, tertunduk lesu sambil menangisi kegagalanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H