Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bisikan Batin yang Rela Terluka

15 September 2020   01:01 Diperbarui: 15 September 2020   01:10 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luka!   
Batin terluka lagi oleh pedang literasi lidah tak bertulang,
yang tak mampu menangkap sinyal sang nurani,
yang tak peduli siapa korban hunusan pedang,
yang hanya memikirkan kemenangan sang ego 

Perih!
Batin terluka
Merah darah membasahi
Air mata bening menetes
Nada kepedihan memecah keheningan 

Siksa!
Harga diri telah jatuh berkeping
Dan ini untuk kesekian kali
Pertahanan diri tak sanggup lagi
Kesabaran punya toleransi

Geram!
Raga tak tahan tuk meronta
Mari kita berperkara !
Genggamlah pedang
Lawan si penyiksa batin 

Namun,
Terdengar bisikan batin kepada raga yang bergelora
Batin yang berdarah itu tersenyum tenang pertanda menang

"Tak perlu mengangkat pedang. Luka hanyalah ujian untuk bertahan  dalam titian keseimbangan  menuju istana kemenangan"

Bahwa luka akan berganti mahkota
Bahwa ketenangan akan berbuah kemenangan

"Tenanglah hai  jiwaku, menanglah hai ragaku"

Batin yang rela terluka tersenyum mengenakan mahkota,
sementara si pembuat luka itu, tertunduk lesu sambil menangisi kegagalan 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun