Dan...Â
Kita hanyalah daun-daun hijau yang lambat laun menjadi kering, Â jatuh ke bumi dan luluh tak berbekasÂ
Kita hanyalah rumput di padang rumput, Â yang suatu saat hancur dimakan binatang herbivora ataupun lenyap dimakan apiÂ
Kita hanyalah bunga yang suatu saat dipuja-puji karena indahnya, Â namun disaatnya nanti, dipetik dan akhirnya layu tanpa pusara dan taburan bungaÂ
Kita hanyalah pohon-pohon yang kekar tegar , namun suatu saat tak mampu melawan mesin gergaji, roboh tanpa mampu melawanÂ
"Apakah arti semuanya itu? "
Kita...Â
Fana...Â
Sementara...Â
"Lalu, Â adakah yang abadi?"
Ada, tapi bukan tubuhmu...Â
Hanya kata, Â kisah dan puisi iniÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H