Aku hanyalah petani kecil yang saban hari mencumbu sawah dan ladang, demi menyambung hidup anugerah Ilahi. Namun, jangan kau sangka aku tak mengerti tentang sebuah pesta yang kau sebut PilkadaÂ
Aku tahu pesta itu sesungguhnya pesta kami, rakyat jelata yang merindu pemimpin bermahkota keadilan, berjubah kebenaran dan bernafaskan nurani, yang mampu membawa kabar nyata bukan kabar bohong tentang sejahteraÂ
Aku hanyalah petani kecil yang miskin. Namun, jangan kau coba memberi sogok. Aku takkan hidup dari uang sogokan dan gadaikan hak memilih pemimpin. Karena ku tahu hak istimewa itu anugerah pemberian Tuhan yang tak bisa dibeliÂ
Aku hanyalah petani kecil yang tak pintar pidato. Jangan kau coba banyak bicara dengan bahasa tinggi, yang sukar kumengerti dan sulit kuselami. Bicaralah apa adanya dan realistis tentang citamu membawa negeri kepada sejahtera
Aku hanyalah petani kecil yang ingin bertanya pada kandidat:
"Mampukah engkau sejahterakan kami jika kau telah nyaman di tampuk kekuasaan?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H