Semua kita, kelak akan menunju pada titik penghabisan hidup. Namun, beberapa orang termasuk saya merindukan hal ini: "tetap 'hidup' meskipun telah mati.
Ini bukan kisah mistik. Bukan juga kisah tentang kebangkitan. Tetap "Hidup" meskipun telah mati, sebagaimana judul di atas adalah kisah tentang keabadian perbuatan dan nilai yang ditinggalkan kepada generasi selanjutnya setelah kita meninggal (kan) dunia.Â
Kita boleh mati dan meninggalkan dunia yang fana, namun kita masih bisa abadi dalam kenangan. Tentu saja, lepas dari keyakinan agama tentang kehidupan sesudah kematian.
So, simak 3 hal berikut ini yang bisa kita lakukan untuk tetap "hidup" meskipun telah mati. Dalam formulasi bahasa yang lain adalah, tetap dikenang, disebut-sebut meskipun telah meninggalkan dunia alias mati.
1. Perbanyak bicara/memberikan petuah
Bicaralah tentang nasehat kepada anak-cucu kita, kepada sahabat atau kepada saudara kita. Kata-kata kita yang meninggalkan kesan baik kepada orang lain akan selalu dikenang, kemudian dituturkan berulang-ulang turun temurun.
"Saya selalu ingat pesan ayah sewaktu masih hidup, tentang senjata yang paling berbahaya dalam kehidupan." Ini adalah contoh ungkapan tentang petuah atau nasehat yang dikenang saat kita telah tiada.
2. Cetaklah sejarah/perbuatan baik yang bisa dikenang
Buatlah sejarah kita di masa kini, maka kita akan dikenang di masa yang akan datang. Â Bahasa di negeri seberang, kira-kira seperti ini:
Make our history today, then we will be remembered in the future.
Para pahlawan kita, adalah contohnya. Mereka membuat sejarah mereka masing-masing di saat berjuang baik di masa pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan.Â
Kita tak perlu jadi pahlawan, yang penting kita mampu melakukan perbuatan baik yang dikenang sepanjang masa. Kira-kira orang yang mengenang kita akan berucap misalnya seperti ini: "Setiap kali melihat bangunan bersejarah ini, saya teringat almarhum Bapak X dan Ibu Y, sepasang suami-istri yang bersusah payah membangunnya."Â