Sunyi,
Sepi, Â
Hening, Â
Tak ada hiruk pikuk Â
Tak ada kerupuk yang digantung, lalu dilahap anak-anak yang mengejar hadiah
Tak ada karung yang berlari atau melompat, saling beradu menuju garis finish
Tak ada kelereng yang menari di dalam sendok, sambil digigit bocah kecil berlari tegang
Tak ada pinang yang dipanjat pemanjat telanjang baju, yang berlomba di lintasan licin nan hitam
Tak ada mobil yang dihias aneka rupa hasil bumi, mobil hias produk kampung berkeliling kotaÂ
Tak ada gemuruh riuh gembira tepuk tangan dan  tawa canda
Hanya ada lagu rindu dari mulut tertutup masker diiringi gitar jadulÂ
Lagu rindu tentang negeri yang tak mengenal mental kerupuk yang mudah menyerah dari para penguasa negeri
Lagu rindu tentang karung yang terisi penuh hasil bumi yang subur dan menjajikan masa depan penuh sejahtera
Lagu rindu tentang kelereng warna-warni bercanda mesra sambil melereng di lereng gunung persaudaraan
Lagu rindu tentang pinang dibelah dua pertanda kembar yang bercerita tentang keadilan dan pemerataan
Lagu rindu tentang mobil hasil karya anak negeri yang bebas polusi dan  transportasi yang tak kenal macetÂ
Lagu rindu yang tercipta dalam kesunyian merdeka
Lagu rindu tentang merah putih yang terus berkibar
Lagu rindu yang kuakhiri dengan pekikan: Merdeka !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H