Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lagu Rindu dalam Kesunyian Merdeka

16 Agustus 2020   22:16 Diperbarui: 16 Agustus 2020   22:24 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sunyi,
Sepi,  
Hening,  
Tak ada hiruk pikuk  

Tak ada kerupuk yang digantung, lalu dilahap anak-anak yang mengejar hadiah
Tak ada karung yang berlari atau melompat, saling beradu menuju garis finish
Tak ada kelereng yang menari di dalam sendok, sambil digigit bocah kecil berlari tegang
Tak ada pinang yang dipanjat pemanjat telanjang baju, yang berlomba di lintasan licin nan hitam
Tak ada mobil yang dihias aneka rupa hasil bumi, mobil hias produk kampung berkeliling kota 

Tak ada gemuruh riuh gembira  tepuk tangan dan  tawa canda
Hanya ada lagu rindu dari mulut tertutup masker diiringi gitar jadul 

Lagu rindu tentang negeri yang tak mengenal mental kerupuk yang mudah menyerah dari para penguasa negeri
Lagu rindu tentang karung yang terisi penuh hasil bumi yang subur dan menjajikan masa depan penuh sejahtera
Lagu rindu tentang kelereng warna-warni bercanda mesra sambil melereng di lereng gunung persaudaraan
Lagu rindu tentang pinang dibelah dua pertanda kembar yang bercerita tentang keadilan dan pemerataan
Lagu rindu tentang mobil hasil karya anak negeri yang bebas polusi dan  transportasi yang tak kenal macet 

Lagu rindu yang tercipta dalam kesunyian merdeka
Lagu rindu tentang merah putih yang terus berkibar
Lagu rindu yang kuakhiri dengan pekikan: Merdeka !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun