Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Kebenaran Terlampaui Ketenaran

10 Agustus 2020   06:06 Diperbarui: 10 Agustus 2020   06:50 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
| ilustrasi||seruji.co.id | 

Kita mengagungkan sebuah nilai bernama kebenaran, meskipun tiupan angin relativitas mengaburkannya, hingga akhirnya kebenaran menjadi sebuah ketidakpastian. Nisbi dalam gagap pandang insan dari gegap gempita cahaya pandang beragam perspektif.  

Lalu, kebenaran pada akhirnya bebas dicongkel dan lengser dari singgasana, manakala para pengawal kebenaran nyenyak tertidur di atas permadani rupiah, tak sadar istana kebenaran sementara dilintasi angin virtual yang makin mengikis keagungan sebuah nilai. 

Insan jelata dibuat terlena oleh kabar-kabar yang bebas menabuh gendang telinga dan cerdik merayu nurani. "Akulah kebenaran itu," ungkap sang tenar yang dianggap benar.   

Sementara sang kebenaran sejati, jarang memberi kabar, selain sibuk mencari dalil-dalil pasti di tengah hiruk-pikuk kabar yang kabur, yang ditabur sang penabur kebenaran yang bertabur kebohongan. 

Ketenaran pada akhirnya meraih simpati dan dinobatkan sebagai yang benar. 

Ketenaran menguasai dunia. Benar dan salah tetap dipuja-puji. Mereka melampaui kebenaran yang hakiki.

Tak perlu rumus-rumus rumit. Jadilah tenar bersama penggemar, niscaya kau selalu benar. Niscaya engkau selalu didengar para penggemar.

Edan! Sebuah dunia pasca kebenaran. Post truth!

Sang pakar mengeluh: "Kebenaran yang tidak teratur, dikalahkan ketidakbenaran yang teratur."  

Kebenaran dilampaui ketenaran. 

Ah, andai sang pakar tenar...... 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun