Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jenuh

3 Agustus 2020   22:18 Diperbarui: 3 Agustus 2020   22:05 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jenuh aku mendengar
Kisah-kisah kematian
Insan-insan terpapar
Di ruang isolasi lalu terkapar 

Jenuh aku melihat
Gambar-gambar hidup
tentang siksanya hidup
menantang ganas pandemi 

Jenuh aku membaca
kabar-kabar bertebaran
tentang mahluk yang tak sabar
Keluar kandang dia terpapar...
Lalu menebar 

Semuanya hanya membuat jantung berdebar
dan raga menggigil ketakutan
Demam di panggung pandemi
Imun pun turun panggung dengan mimik ketakutan 

Lebih baik di sini, rumah kita sendiri
Tiada pernah ku jenuh
Memandang wajah mereka yang tercinta
Tak perlu saling berkabar karena kita saling bertatap 

Lebih baik sendiri, keluar rumah tanpa kawanan  
Menutup mulut dengan masker
Mulut tertutup, hati terbuka
Merindu cinta datang mendekap
          Kepada cinta, ku tiada jenuh... 

Lebih baik disini, rumah kita sendiri
Khusuk tenangkan diri
menyendiri dalam sujud di sudut ruang
Pejamkan mata, mulut komat kamit
          Kepada doa, ku tiada jenuh...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun