Namanya hobi, tentu saja hanya memaanfaatkan waktu senggang yang biasanya selalu ada di antara setiap putaran waktu 24 jam per hari. Menulis sebagai hobi, tentu saja sangat bergantung pada kesenggangan waktu. Bagaimana menghadapi masa paceklik waktu senggang untuk menulis?
Senggang adalah waktu terluang atau lapang, tidak sibuk. Faktanya, waktu yang terluang untuk menulis atau melakukan aktivitas hobi lainnya seringkali tak jua kita temuai dalam sehari bahkan berhari-hari. Dalam beberapa hari terakhir ini, saya mengalami ketiadaan waktu senggang tersebut yang berdampak pada teralaminya paceklik waktu untuk menulis dan paceklik produktivitas menulis.
Berbeda di masa work from home (WFH), waktu senggang untuk menuangkan ide dan gagasan dalam tulisan demikian banyak. Dalam sehari saya bisa menulis sampai 4 artikel.Â
Pasca WFH memasuki masa kenormalan baru, waktu senggang berkurang hingga hampir tiada. Apalagi ketika tahapan Pilkada Serentak Lanjutan bergulir lagi sejak 15 Juni 2020. Bagi saya dan teman-teman yang berprofesi sebagai penyelenggara Pemilu, yang dituntut bekerja sepenuh waktu, hampir tak bisa menikmati waktu senggang dan menuangkan ide dalam karya.
Lalu, harus bagaimana?Â
Segala sesuatu harus dinikmati. Kerja dinikmati, waktu senggang dinikmati, ketiadaan waktu senggang dinikmati, hobi dinikmati, sekalipun rutinitas berkurang.
Yah, nikmatilah segala sesuatu, susah dan senang, suka dan duka. Tak usah memaksakan sesuatu yang memang tak memungkinkan.Â
Sejatinya, saya bukan penulis puisi, namun dalam menikmati keterbatasan waktu menulis, akhirnya mengantar saya untuk menulis puisi yang relatif lebih singkat dibanding artikel lainnya. Itupun jika mood menulis dan inspirasi judul sempat terlintas.Â
Menikmati paceklik waktu menulis, juga saya lakukan dengan hanya menulis ide tema tulisan atau judul-judul rencana tulisan dan menyimpannya di smartphone, agar supaya di saat waktu senggang itu tiba, ide-ide tersebut bisa kita kembangkan menjadi sebuah tulisan.
Begitulah cara saya menikmati paceklik waktu untuk menulis. Begitulah saya yang bukan berprofesi sebagai penulis, namun memiliki hobi menulis.