Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Asa Kepada Daulat Takhta

24 Juni 2020   00:19 Diperbarui: 24 Juni 2020   00:40 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepadamu yang bertakhta, lihatlah berlaksa-laksa rakyat tunduk, hormat dan sujud, sambil menggantung berjuta asa kepada daulatmu yang sakti itu

Asa seorang perempuan kepada daulat di atas empuk kursi raja, katanya: "berilah aku sesuap nasi saja, bukan untukku, tapi untuk bayi kecil yang hanya mampu kulahirkan namun tak mampu ku isi perut kecilnya yang saban hari mendendangkan irama keroncong" 

Asa seorang ayah kepada mahkota raja dalam kemegahan singgasana, serunya: "bolehkah engkau membagi secuil kata bernada perintah untuk para aparat, agar mereka memberi aku kerja terhina yang penting halal demi sedikit nafkah untuk manusia-manusia tercinta"

Asa mereka yang mencari keadilan kepada ketukan palumu yang tiada terbandingi, kata mereka: "sudilah kiranya memberi sejumput adil dalam perkara, bagi kami yang tak mampu membayar pembela dan tak tahu bagaimana harus membela kehormatan kami" 

Asa mereka yang merindu damai kepada titahmu dalam syair tak terbantah, kata mereka: "titahkanlah narasi-narasi sejuk dan damai, supaya kami yang saling beda, tak jadi saling memangsa" 

Kepada engkau pemangku takhta,  dengar dan resapi nada-nada asa rakyatmu, karena daulat dibalik takhtamu sesungguhnya adalah daulat kami, daulat rakyat, yang kami titipkan dalam selembar surat bergambar wajahmu yang kami coblos di bilik kecil, lalu kami labuhkan di kotak suara ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun