Jangan! Â
Jangan!! Â
Jangan!!! Â
Jangan kau istirahatkan kata-kata!
Meskipun dia hanya sepatah kata Â
Meskipun dia tak laku berganti rupiah
Meskipun dia diculik lalu beralih makna
Meskipun dia dibenci dan terancam mati
Meskipun dia sebatang kara menanti ajal
Jangan,
Jangan kau istirahatkan kata-kata!
Kata adalah mata, liar nan tajam menusuk sang kejam
Kata adalah jeritan, kaum pinggir tertindas takhta
Kata adalah nurani, bergetar mengglegar hingga singgasana Â
Kata adalah cahaya, terang Ilahi dalam kelam kejam dunia
Kata adalah sabda, suara nabi untuk mereka yang mabuk kuasa
Kata adalah rindu, untuk yang merindu di seberang sana
Kata adalah semangat, untuk mereka yang letih lesu
Kata adalah cinta, untuk mereka yang tercinta
Kata adalah nafas, untuk mereka yang hilang asa
Kata adalah doa, untuk Sang Khalik pemilik kata
Jangan!
Jangan!!
Jangan!!!
Jangan...
Jangan kau istirahatkan kata-kataÂ
Tidurlah engkau, tetapi...
Jangan kau istirahatkan kata-kata ...
====
MYT, Negeri Minahasa, 21/06-2020Â
Diinspirasi oleh puisi Wiji Thukul, yang difilmkan dengan judul "Istirahatlah kata-kata" sebagaimana dituturkan dalam buah kalam Irwan Rinaldi Sikumbang, "Istirahatlah Kata-kata" dan Masihkah Ada Puisi yang Menyuarakan Kritik Sosial?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H