Menang adalah senang dan nikmat Â
Panggung sandiwara bergemuruh oleh teriakan senang sang penikmat kemenangan
Lihat, jemari sang pemenang menggenggam senang hasrat yang tergenapi bercampur darah sang kalah, Â yang terbaring meringis menahan perih tak bertepiÂ
Sang pemenang sibuk menikmat prosesi, memeluk piala dan mencium mesra medali keemasan, diiring gemuruh penonton yang elu pada sang pemenang yang lupa diri dan juga melupakan sang kalah, yang kalahnya membawa kemenangan untuk sang pemenangÂ
***
Kalah adalah nyanyian sunyi dan derita
Panggung sandiwara senyap, hanya sesekali terdengar nada bisikan isak tangis diiring irama nestapa
Lihat, jemari tak kuasa menggenggam semangat yang patah
Jemari gemetar tanpa daya, mengulur penuh asa akan ada seorang bersambut genggam jemari, lalu menghela tubuh yang tiada berdaya itu
Namun asa tinggalah asa, hanya sang kalah berteman sunyi dan derita, tiada yang datang menyambut jemari sang kalah yang terus terulur di sisa napas kekalahan
Sang kalah akhirnya, mencoba berdiri dalam prosesi kenestapaan diiring nada cibiran penonton yang merindu pemenang
***
Di putaran episode yang lain, bukan di panggung sandiwara, sang pemenang hilang ingatan karena melupa diri
Para penonton tiada peduli, tak ada lagi gemuruh dan tepuk tangan, apalagi uluran tangan untuk tangan sang pemenang Â
Lihat, sang kalah tetaplah kalah! datang menggandeng sang pemenang penuh kasih mesra lalu membawanya dalam ingatan
Bahwa menang adalah kesenangan dan kenikmatan sementara
Bahwa kalah adalah derita dan sunyi sementara yang berubah menjadi kemenangan tiada tara, kemenangan sang nurani  Â