Dalam asa yang membumbung
yang kuboncengkan dalam doa yang terbang menuju surga Â
Aku tersentak membaca kabar negeri hari ini:
Positif yang tak diharap itu makin bertambah dan
mereka pejuang di garis terdepan itu tumbang satu demi satu!
Ngeri membayangkan jika garis depan tak ada penjaganya
Kengerian makin menjadi ketika kulihat
tanda pagar garis depan itu berhias frasa: "Indonesia Terserah!"
Merah putih lusuh tak bergairah dalam perang yang belum separuh!
Tanda pagar garis depan itu, rupanya adalah tanda kecewa dan amarah
kepada mereka yang dipagari dalam perang,
namun tak sadar jika nyawa mereka dalam antrian
Kepada mereka yang nanti sadar ketika bilik isolasi menjadi rumah mereka
tempat menghitung dan menanti kapan tarikan napas terakhir
Ngeri dan amarah campur aduk dalam lautan gelombang terserah
Namun, asa masih ada dalam pasrah negeri kepada rantai doa tiada putus Â
sambil berseru kepada Yang Kuasa:
"rantai Covid  segeralah putus!"Â
Sambil berseru kepada  yang di garis belakang: Â
"rantai kakimu yang gatal dan mari topang garis depan!"
Hingga akhirnya, kengerian dan amarah kan berubah,
berganti wajah berseri penuh harapan
Semua akan normal kembali
seperti sediakala, seperti di waktu normal sebelumnya,
dengan irama langkah baru penuh harapan:
"badai pasti berlalu...."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H